JAKARTA, JUMAT - Terdakwa kasus dugaan suap dalam pengadaan tanah Komisi Yudisial, Irawady Junus mengira para petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangkapnya saat menerima uang dari Freddy adalah perampok. Irawady tertangkap tangan KPK sesaat setelah menerima uang komisi hasil penjualan tanah dari Freddy Santoso, pemilik tanah di Kramat Raya yang dibeli KY.
"Saya bingung, kok banyak orang. Saya pikir waktu itu perampok yang mungkin saja mengikuti Freddy. Ternyata petugas dari KPK. Itupun saya tahunya di garasi rumah, waktu mereka mau keluar baru tunjukkan identitas petugas KPK. Sebelumnya saya pikir jangan-jangan rampok," kata Irawady, dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (15/2).
Irawady menerima uang sebesar Rp 600 juta dan 30.000 dollar AS di rumah kerabatnya di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan pada 26 September 2007.
"Mengapa bukan di rumah saudara saja?" tanya hakim I Made Hendra. "Rumah saya jauh di depok, Yang Mulia. Saya juga cari tempat yang dekat dengan kejaksaan," jawab Irawady.
Menurut rencana, kata Irawady, ia akan meminta bantuan dua petugas jaksa untuk menjebak penyogokan oleh Freddy. Namun, ternyata ia lebih dulu tertangkap tangan oleh KPK. "Setelah tahu mereka dari KPK, saya dalam hati langsung teringat, wah ini cara Mahkamah Agung," ujar Irawady.
Berulangkali Irawady mengaku memahami teknik-teknik intelijen, sehingga ia meyimpan rapat rencananya. Dalam persidangan hari ini, Irawady juga membantah beberapa keterangan yang disampaikan Freddy Santoso dalam sidang-sidang sebelumnya.
Beberapa hal yang dibantah Irawady, diantaranya mengenai permintaan jatah Rp 1 miliar oleh dia dan tawar menawar jatah komisi dari hasil penjualan tanah. "Demi Allah, Demi Rasulullah tidak ada saya minta jatah 1 miliar, apalagi minta-minta tolong tentang jatah itu," ujarnya.
Sementara, mengenai permintaan uang dalam bentuk travel check dan dollar AS, Irawady membenarkan. "Saya bilang yang kecil-kecil lah, mau travel check atau dollar. Karena di otak saya, dia mau kasih 7-8 miliar. Saya pikir, bawa uang sebanyak 7-8 miliar bisa pakai karung kalau tidak dalam bentuk itu (travel check dan dollar)," kata Irawady lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.