Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irawady: Saya Pikir KPK Perampok

Kompas.com - 15/02/2008, 16:00 WIB

JAKARTA, JUMAT - Terdakwa kasus dugaan suap dalam pengadaan tanah Komisi Yudisial, Irawady Junus mengira para petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangkapnya saat menerima uang dari Freddy adalah perampok. Irawady tertangkap tangan KPK sesaat setelah menerima uang komisi hasil penjualan tanah dari Freddy Santoso, pemilik tanah di Kramat Raya yang dibeli KY.

"Saya bingung, kok banyak orang. Saya pikir waktu itu perampok yang mungkin saja mengikuti Freddy. Ternyata petugas dari KPK. Itupun saya tahunya di garasi rumah, waktu mereka mau keluar baru tunjukkan identitas petugas KPK. Sebelumnya saya pikir jangan-jangan rampok," kata Irawady, dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (15/2).

Irawady menerima uang sebesar Rp 600 juta dan 30.000 dollar AS di rumah kerabatnya di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan pada 26 September 2007.

"Mengapa bukan di rumah saudara saja?" tanya hakim I Made Hendra. "Rumah saya jauh di depok, Yang Mulia. Saya juga cari tempat yang dekat dengan kejaksaan," jawab Irawady.

Menurut rencana, kata Irawady, ia akan meminta bantuan dua petugas jaksa untuk menjebak penyogokan oleh Freddy. Namun, ternyata ia lebih dulu tertangkap tangan oleh KPK. "Setelah tahu mereka dari KPK, saya dalam hati langsung teringat, wah ini cara Mahkamah Agung," ujar Irawady.

Berulangkali Irawady mengaku memahami teknik-teknik intelijen, sehingga ia meyimpan rapat rencananya. Dalam persidangan hari ini, Irawady juga membantah beberapa keterangan yang disampaikan Freddy Santoso dalam sidang-sidang sebelumnya.

Beberapa hal yang dibantah Irawady, diantaranya mengenai permintaan jatah Rp 1 miliar oleh dia dan tawar menawar jatah komisi dari hasil penjualan tanah. "Demi Allah, Demi Rasulullah tidak ada saya minta jatah 1 miliar, apalagi minta-minta tolong tentang jatah itu," ujarnya.

Sementara, mengenai permintaan uang dalam bentuk travel check dan dollar AS, Irawady membenarkan. "Saya bilang yang kecil-kecil lah, mau travel check atau dollar. Karena di otak saya, dia mau kasih 7-8 miliar. Saya pikir, bawa uang sebanyak 7-8 miliar bisa pakai karung kalau tidak dalam bentuk itu (travel check dan dollar)," kata Irawady lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com