JAKARTA, SELASA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersyukur mengambil kebijakan berat dan tidak populis menaikkan harga bahan bakar minyak lebih dari 100 persen pada akhir tahun 2005 bersamaan dengan naik tajamnya harga minyak mentah dunia.
"Andai 2005 harga BBM tidak dinaikkan, subsidi kita akan membengkak dan ekonomi akan ambruk lebih dalam dari krisis 1998," ujar Presiden dalam pidato pembukaan rapat teknis nasional Badan Pusat Statistik di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/2).
Untuk keputusan menaikkan harga BBM tahun 2005, Presiden mengakui, risiko sosial dan politiknya sangat tinggi. Namun, keputusan berat dan penuh risiko itu harus diambil untuk mencegah ambruknya sendi-sendi ekonomi.
Saat ini, di kala harga minyak mentah dunia terus naik dan harga komoditas pangan juga naik, pemerintah sedang berusaha mencari solusi bersama DPR agar APBN tidak ambruk. "Kalau kita tidak berbuat apa-apa, subsidi akan mencapai Rp 200 triliun-Rp 250 triliun," ujarnya.
Karena kebijakan kenaikan harga BBM itu, Presiden menerima data "negatif" BPS tentang tingginya inflasi dan meningkatnya jumlah rakyat miskin, serta pengangguran. Namun, seperti diakui Presiden, berdasarkan data BPS pula, tahun 2007, angka kemiskinan dan penagguran terus turun. Begitu juga inflasi.
Tema rapat BPS selama tiga hari itu adalah meningkatkan integritas BPS menyajikan data statistik berkualitas. Rapat dihadiri 325 peserta yang merupakan pejabat eselon I, II, dan III BPS se-Indonesia.
Tahun 2008, BPS akan melakukan kegiatan pendataan potensi desa (Podes), survei sosial ekonomi nasional (Susenas) untuk mengukur angka kemiskinan, survei ketenagakerjaan nasional (sukernas) untuk mengukur angka pengangguran, survei biaya hidup, persiapan sensus penduduk 2010, dan pengembangan pendataan strategis berskala nasional lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.