Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Transfusi Darah

Kompas.com - 27/01/2008, 12:44 WIB

KETIKA hamil kedua saya mengalami perdarahan sehingga harus ditolong dengan transfusi darah.Saya mendapat transfusi sekitar 1.000 cc. Perdarahan dapat diatasi dan anak saya dapat dilahirkan dengan baik. Pada waktu itu dokter mengharapkan transfusi darah dapat dilaksanakan segera. Saya masih ingat hemoglobin saya waktu itu sekitar 8,5.

Belum lama ini di Jakarta kakak saya menderita sakit sudah agak lama. Nafsu makannya menurun. Dia juga sering demam. Ternyata dia menderita gangguan ginjal. Rasa mual akibat gangguan fungsi ginjal menyebabkan dia malas makan.

Gangguan ginjalnya dapat diatasi dengan pengaturan makan dan obat. Sekarang keadaan kakak saya sudah membaik dan diizinkan berobat jalan. Dia tampak agak pucat dan hemoglobinnya hanya 8 g%. Menurut dokter, anemia yang dialami kakak saya disebabkan gangguan ginjalnya.

Saya agak heran, meski hemoglobin kakak sudah menurun sampai 8 g% dia belum diberi transfusi darah. Padahal, saya dulu hemoglobin 8,5 g% harus segera ditransfusi. Saya tanyakan kepada dokter yang merawat, jawaban beliau kakak saya belum memerlukan transfusi, tetapi memerlukan obat untuk merangsang pertumbuhan darahnya.

Kenapa pemberian transfusi antara kasus saya dan kakak saya berbeda? Apakah karena di daerah kurang fasilitas sehingga transfusi harus segera dilakukan? Apakah ada risiko transfusi darah dan siapa saja yang dibolehkan menjadi donor darah? Benarkah di Indonesia para donor darah akan dites HIV, bagaimana dengan kerahasiaan tes tersebut? Apakah mungkin orang banyak akan mengetahui hasilnya? Terima kasih atas penjelasan Dokter.

M di B

Transfusi darah merupakan tindakan medis yang bermanfaat, bahkan menyelamatkan jiwa. Sebagian besar penyebab kematian ibu hamil karena perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan.

Saya ikut bersyukur Anda cepat memperoleh transfusi darah dan perdarahan dapat diatasi. Di Indonesia, banyak ibu hamil yang mengalami perdarahan tak dapat ditolong dengan transfusi karena unit layanan transfusi darah hanya tersedia di 185 kota dan kabupaten.

Kita mempunyai sekitar 440 kota dan kabupaten, berarti lebih separuh kota dan kabupaten di Indonesia belum mempunyai layanan unit transfusi darah. Ini merupakan tantangan besar, kapan kita dapat menyediakan layanan transfusi darah di semua kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Siapa yang peduli? Dari mana biaya dan bagaimana melatih kebutuhan tenaganya?

Tanpa layanan transfusi darah yang baik sulit agaknya pada tahun 2015 nanti kita mampu menurunkan angka kematian ibu sebesar kesepakatan Tujuan Pembangunan Milenium. Mudah-mudahan bapak wali kota dan bupati yang daerahnya belum mempunyai unit transfusi darah dapat mengadakan dalam waktu tak terlalu lama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com