Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III DPR Didesak untuk 'Bersuara'

Kompas.com - 22/01/2008, 15:55 WIB
JAKARTA, SELASA - SETARA Institute, sebuah organisasi yang konsen dengan perwujudan kebebasan beragama dan berkeyakinan, mendesak Komisi III DPR untuk 'bersuara' dan melakukan tindakan nyata atas pelanggaran terhadap hak kebebasan beragama yang terjadi di Indonesia. Desakan itu disampaikan oleh salah seorang pendiri SETARA Institute, Romo Beni Susetyo, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Ruang Rapat Komisi III, Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (22/1). 

"Kami mendesak Komisi III untuk menindaklanjuti berbagai laporan mengenai kebebasan beragama dan berkeyakinan yang disampaikan SETARA maupun organisasi masyarakat sipil lainnya, menindaklanjuti bahwa kebebasan beragama adalah hak konstitusional dan pelanggaran terhadap hal tersebut tidak semata-mata pelanggaran HAM tapi juga pelanggaran konstitusi," papar Beni.

Selain itu, SETARA juga mendesak agar Kapolri dan Jaksa Agung dipanggil terkait pelanggaran terhadap hak kebebasan tersebut.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, Hendardi memaparkan hasil temuan pelanggaran hak kebebasan beragama tahun 2007. Sepanjang tahun 2007, terjadi 135 pelanggaran, diantaranya 68 terhadap kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah, 28 pelanggaran terhadap Jemaat Kristen dan Katolik, serta 21 pelanggaran terhadap Ahmadiyah.

Mengenai alasan penangkapan yang dilakukan Pihak Kepolisian terhadap penganut-penganut kepercayaan tersebut, Asfinawati dari LBH Jakarta mengatakan, jika ada orang yang tidak suka dengan ajaran tertentu, sama sekali berbeda dengan mengganggu ketertiban umum. "Selama ini selalu berlindung atas nama ketertiban umum, tapi orang yang memprovokasi itulah justru yang mengganggu ketertiban umum. Aparat penegak hukum selalu mengatakan boleh kok karena ada PNPS 165 yang bisa mengkriminalkan pemuka agama dan memberikan kewenangan pada negara untuk membatasi kebebasan beragama," kata Asfina.

Menanggapi desakan dan masukan ini, Anggota Komisi III DPR, Gayus Lumbuun menyatakan perlu ada political will dari pemerintah untuk mengatasi konflik tersebut. Ketegasan itu diantaranya dengan jalan mempertegas aturan hukum mengenai jaminan melaksanakan ibadah dan komitmen dari Kejaksaan Agung serta Polri.

Anggota Komisi III lainnya, Prof. Wila Chandra menganggap perlunya pembahasan lintas komisi untuk membahas persoalan ini. "Ini masalah serius, kalau perlu bentuk Pokja untuk menemukan solusi bagi pelanggaran hak kebebasan beragama ini," ungkap Wila.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com