Salin Artikel

Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

MADINAH,KOMPAS.com - Impian Suroso (84), warga Kebumen, Jawa Tengah penyandang tunanetra untuk berhaji akhirnya terkabul. Sukanti (41) sang anak yang berhasil mewujudkannya. Sukanti pula yang akhirnya menemani ayahnya untuk menunaikan ibadah haji.

Keinginan Suroso untuk naik haji sudah muncul sejak lama. Namun, keinginan itu semakin kuat setelah sang istri Mardiyah (75) melaksanakan ibadah haji 6 tahun lalu.

"Beliau bilang. 'Saya sudah tidak bisa lihat apa-apa. Saya hanya ingin bisa melihat kabah dan berhaji. Tidak ada lagi yang saya inginkan selain itu'," kata Sukanti menirukan penuturan Suroso, seperti dilaporkan jurnalis KOMPAS.com anggota Media Center Haji (MCH) 2024 Khairina.

Sukanti pun bekerja keras demi mewujudkan impian ayahnya.

"Sejak ayah mengungkapkan ingin berhaji, di situlah saya membulatkan niat untuk bisa memberangkatkan beliau. Apapun saya lakukan," kata Sukanti.

Sebenarnya, tidak mudah bagi perempuan itu untuk mewujudkan cita-cita mulia sang ayah.

Sebab, sejak 25 tahun silam, dia tinggal di Malaysia untuk mencari nafkah dan menghidupi seluruh keluarga.

Namun, tekadnya sudah bulat. Pada 2018, dia pun mendaftar haji bersama sang ayah.

"Awalnya saya tanya ke petugas pendaftaran. Apakah saya bisa menemani bapak. Oleh petugas diperbolehkan," katanya.

Dari situ lah, dia pun berikhtiar. Menyisihkan penghasilannya untuk biaya pelunasan haji.

Hingga masa penantian itu tiba. Suroso masuk dalam daftar calon jamaah haji (CJH) yang berangkat di tahun 2024. Dia masuk dalam kuota prioritas lanjut usia (lansia).

Demikian pula Sukanti. Dia ikut mendapat panggilan karena menjadi pendamping Suroso.'

Awalnya Sukanti sempat kaget. Dia tidak mengira karena jarak antara mendaftar dan berangkat cukup pendek. Hanya enam tahun. Padahal, di daerah lain bisa puluhan tahun.

"Saya baru dapat panggilan setelah Lebaran lalu," katanya.

Dalam waktu singkat, dia pun harus menyelesaikan semua yang diperlukan. Termasuk pelunasan.

Tak hanya itu, dia juga harus mengajukan izin untuk cuti di tempatnya bekerja, di sebuah yayasan di Malaysia.

"Alhamdulillah. Ternyata saya diizinkan untuk cuti panjang. Sekitar empat bulan," ujarnya.

Sesuai dengan niatnya, Sukanti benar-benar berusaha mendampingi sang ayah. Sejak awal keberangkatan dari tanah air hingga tiba di Madinah, dia tidak pernah meninggalkan Suroso. Kecuali pada momen-momen tertentu yang mengharuskan.

Begitu besarnya ikhtiar sang putri membuat Suroso begitu terharu. Dia pun tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.

"Alhamdulillah. Kulo bungah sampun saget ten mriki (saya bahagia bisa berada di sini)," kata Suroso.

Bagi Suroso, saat ini memang sudah tidak ada lagi yang diinginkannya. Selain datang ke tanah suci dan melaksanakan ibadah haji.

"Kulo niki sampun mboten ketingal nopo-nopo. Cuma pingin mriki (saya ini sudah tak bisa melihat apa-apa. Hanya ingin melihat ke sini/menjalankan ibadah haji),” kata pria ini.

Bagi Suroso, Sukanti merupakan berkah luar biasa yang diberikan Tuhan kepadanya.

Sebab, di tengah segala keterbatasan yang dimilikinya, anak sulungnya itu memiliki perhatian begitu besar terhadap keluarga.

Tak hanya kepada diri maupun istrinya, Mardiyah, tapi juga kepada empat adiknya.

Suroso sendiri sudah mengalami gangguan penglihatan sejak kecil. Dia berkisah, awalnya dia mengalami katarak.

Segala ikhtiar dilakukan orangtuanya namun tak kunjung sembuh hingga akhirnya dia tak bisa melihat.

Karena kondisi itu pula, awalnya dia sempat tidak mau berumahtangga.

Namun, karena dorongan orangtua, Suroso akhirnya bersedia menikah dan memiliki 5 anak.

Berbekal sebidang tanah dari orang tuanya yang dipakai untuk rumah tinggal dan menggarap sawah bersama sang istri, kakek bercambang tipis itu menjalani hidup bersama keluarganya.

”Nek soal rejeki, Gusti Allah ingkang panggih. Ndilalah kok kulo saget nafkahi tiyang setri kalian yugo (Kalau soal rezeki, saya serahkan Allah yang maha mengetahui. Dan syukur saya bisa membantu menafkahi istri anak, Red),” kata Suroso yang menjalankan usaha tani.

Namun, keterbatasan yang dialami Suroso membuat Sukanti meninggalkan rumah. Karena keinginannya untuk bisa bersekolah, dia memutuskan untuk tinggal di sebuah panti asuhan di Wonosobo sejak SD hingga SMA.

Setelah itu, takdir Allah mengantarkannya ke negeri jiran, Malaysia, bekerja di sebuah yayasan. Sukanti pun menjadi tulang punggung keluarga. Tak hanya membantu kedua orangtua, tapi juga adik-adiknya. Selain itu, dia juga menguliahkan putrinya.

”Semoga, cita-cita bapak untuk bisa melaksanakan haji diridhai Allah,” katanya.

Kisah bapak/anak Suroso-Sukanti juga membuat Ketua Kloter SOC 9 Embarkasi Solo, Fauzan Bakhtiar, begitu terharu.

”Kisah mereka sangat layak menjadi inspirasi kita semua,” katanya.

Dia mengatakan, keberangkatan Suroso memang terbilang lebih cepat dibanding jemaah reguler lain.

Sebab, Kementerian Agama RepubIik Indonesia memiliki kebijakan percepatan bagi para jamaah lansia dan disabilitas.

”Dan, diperbolehkannya Ibu Sukanti untuk mendampingi ayahnya, merupakan bagian dari fasilitasi yang diberikan,” katanya.

Semangat kuat Suroso-Sukanti juga berbuah manis. Seluruh jemaah yang mendampingi keduanya, berusaha membantu agar mereka bisa melaksanakan semua ibadah selama di Tanah Suci.

”Termasuk, saat berziarah ke Raudhah di Masjid Nabawi, saya yang mendampingi beliau (Suroso). Sebab, jemaah perempuan tidak boleh masuk,” kata Margono, salah satu rekan sekamar Suroso.

https://nasional.kompas.com/read/2024/05/22/17232391/sukanti-25-tahun-kerja-di-malaysia-demi-hajikan-ayah-yang-tunanetra

Terkini Lainnya

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Nasional
Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Nasional
Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Nasional
Tanggapi Survei Litbang 'Kompas', Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Tanggapi Survei Litbang "Kompas", Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Nasional
Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Nasional
Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Nasional
Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Nasional
Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Nasional
Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji 'Ilegal'

Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji "Ilegal"

Nasional
Merespons Survei Litbang 'Kompas', Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Merespons Survei Litbang "Kompas", Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke