Menurut dia, kesamaan pandang semua pihak terkait Idul Fitri 1445 Hijriah yang jatuh Rabu (10/4/2024) patut disyukuri.
“Momentum 1 syawal 1445 H, di mana penetapan 1 Syawal-nya ini serentak secara keseluruhan ini bisa dijadikan sebagai apa itu yang dinamakan amul jamaah, tahun kebersamaan, tahun persaudaraan,” ujar Asrorun dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Selasa (9/4/2024).
Baginya, semangat itu harus disampaikan ke masyarakat luas setelah kontestasi elektoral berlangsung pada 14 Februari 2024.
Meskipun berbeda pandangan dan pilihan, dia mengatakan, momen Lebaran harus kembali mempersatukan masyarakat.
“Sekaligus juga momentum rekonsiliasi nasional setelah kita terfragmentasi di dalam perbedaan-perbedaan politik dan kebersamaan ini berada di dalam satu titik dan komitmen kita membangun bersama untuk mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” kata Asrorun.
“Inilah etos dan juga spirit serta semangat bersamanya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H yang perlu kita optimalkan,” ujarnya lagi.
Diketahui, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah mengumumkan Idul Fitri 1445 Hijriah jatuh pada Rabu, 10 April 2024. Hal itu disampaikan setelah proses Sidang Isbat.
Dia mengungkapkan, posisi hilal sudah memenuhi kriteria Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Yaqut menuturkan, ketinggian hilal berkisar pada 4 derajat 52,71 menit sampai dengan 7 derajat 37,84 menit.
Kemudian, sudut elongasi berkisar 8 derajat 23,68 menit sampai dengan 10 derajat 12,94 menit.
https://nasional.kompas.com/read/2024/04/09/20210321/mui-minta-idul-fitri-1445-h-jadi-momen-rekonsiliasi-nasional-usai-pemilu