Salin Artikel

Sekjen PDI-P Sebut Pukul 12.00 Jadi "Crucial Time" di TPS, Ingatkan Potensi Penyalahgunaan Surat Suara

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya telah melakukan simulasi terhadap potensi kecurangan pada hari H pemilihan umum (Pemilu) 2024 pada Rabu, 14 Februari 2024.

Dari simulasi tersebut, PDI-P memitigasi waktu krusial sekitar pukul 12.00 waktu setempat.

"Crucial time saat pencoblosan 14 Februari 2024 adalah sekitar pukul 12.00. Yakni ketika ada pemilih yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT), tetapi memiliki KTP, itu mereka berhak datang dengan surat keterangan (suket pindah memilih)," ujar Hasto di Cemara 19, Jakarta Pusat, Minggu (11/2/2024).

“Maka manajemen surat suara ini harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak disalahgunakan,” tegasnya.

Selain itu, menurut Hasto, pihaknya juga menerima laporan terbaru tentang bagaimana di berbagai wilayah, muncul berbagai gerakan-gerakan untuk memindahkan suara.

Yakni dari partai-partai tertentu dipindahkan ke partai yang belum lama muncul dan dekat dengan kekuasaan.

“Ini yang kemudian juga harus diwaspadai karena mintanya tidak main-main. Dengan menekan para kepala desa oleh aparatur oknum-oknum dari Polri kalau di Jawa, kalau di luar Jawa ada oknum-oknum dari TNI untuk memberikan suara per desa itu 200-300 kepada PSI,” ungkap Hasto.

"Ini laporan yang bisa dipertanggungjawabkan karena kami ada sumbernya," lanjutnya.

Oleh karenanya, Hasto menyebutkan PDI-P sudah menyiapkan sekurangnya 1,6 juta orang saksi dan ditambah relawan saksi.

Pihaknya juga melibatkan kelompok masyarakat yang mengawasi pelaksanaan pemilu melalui aplikasi seperti Kawal Pemilu, Jaga Pemilu, warga jaga suara dan sebagainya untuk mengamankan rekapitulasi suara.

“Dengan deployment dari seluruh saksi yang sudah dipersiapkan dan dilatih maka bagi mereka yang akan melakukan kecurangan sebaiknya berhati-hati karena akan berhadapan dengan saksi-saksi kami yang militan, saksi-saksi kami yang berani menerjang hambatan apapun bagi pihak-pihak yang mau melakukan kecurangan,” jelas Hasto.

“Dan satgas Ganjar Mahfud juga di-standby-kan. Karena satgas tersebut sudah melakukan deklarasi anti money politic dan anti intimidasi di GBK. Mereka akan mengawal para saksi kami,” pungkasnya.

TPN pun meminta agar masyarakat tak takut melaporkan setiap dugaan kecurangan.

Sebab TPN akan membela jika terjadi intimidasi.

“Jangan takut membela rakyat karena suara rakyat adalah suara Tuhan. Maka kepada seluruh lapisan masyarakat, kami serukan untuk jangan takut menghadapi intimidasi. Kami akan memberikan pembelaan sebaik-baiknya buat mengawal suara rakyat tersebut,” kata Hasto

Sementara itu, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menyatakan bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 adalah saat-saat kritis bagi bangsa Indonesia.

Bahkan ia menyebutnya sebagai sebuah ujian sejarah.

“Ini Pemilu yang menjadi ujian sejarah. A test of history, apakah kita bisa menjadi bangsa yang besar atau tidak. Apakah bisa menjadi bangsa yang demokratis atau tidak, setelah melewati proses yang sangat mencekam dalam banyak hal karena ada banyak intervensi kekuasaan yang belum pernah terjadi selama ini,” jelas Todung.

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/11/22193361/sekjen-pdi-p-sebut-pukul-1200-jadi-crucial-time-di-tps-ingatkan-potensi

Terkini Lainnya

Prajurit Kostrad Diduga Bunuh Diri di Rumkit Lapangan Kabupaten Bogor

Prajurit Kostrad Diduga Bunuh Diri di Rumkit Lapangan Kabupaten Bogor

Nasional
MK Bacakan Putusan Sengketa Pileg 2024 Mulai Besok hingga 10 Juni

MK Bacakan Putusan Sengketa Pileg 2024 Mulai Besok hingga 10 Juni

Nasional
Di DPR, Dewas Cerita Dilaporkan ke Polisi oleh Pimpinan KPK

Di DPR, Dewas Cerita Dilaporkan ke Polisi oleh Pimpinan KPK

Nasional
Sahroni dan Anak SYL Dikonfrontir Soal Bagi Sembako Organisasi Sayap Partai Nasdem Pakai Anggaran Kementan

Sahroni dan Anak SYL Dikonfrontir Soal Bagi Sembako Organisasi Sayap Partai Nasdem Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Terima Kunjungan Dubes Chile, Prabowo Sampaikan RI Ingin Jadi Pengamat di Forum Pertemuan Negara Pasifik Selatan

Terima Kunjungan Dubes Chile, Prabowo Sampaikan RI Ingin Jadi Pengamat di Forum Pertemuan Negara Pasifik Selatan

Nasional
Kegiatan Sayap Nasdem di-“Support” Kementan, Sahroni: Ini Kerja Sama Bapak dan Anak

Kegiatan Sayap Nasdem di-“Support” Kementan, Sahroni: Ini Kerja Sama Bapak dan Anak

Nasional
Menurut Jokowi, Investor Selau Bertanya soal Energi Hijau Sebelum Tanamkan Modal

Menurut Jokowi, Investor Selau Bertanya soal Energi Hijau Sebelum Tanamkan Modal

Nasional
KPU Bantah Perubahan Syarat Usia Pilkada 2024 untuk Akomodasi Kaesang

KPU Bantah Perubahan Syarat Usia Pilkada 2024 untuk Akomodasi Kaesang

Nasional
Jokowi Sebut Keppres Pemindahan Ibu Kota Bisa Ditandatangani Prabowo

Jokowi Sebut Keppres Pemindahan Ibu Kota Bisa Ditandatangani Prabowo

Nasional
Tanggapi SYL, KPK Akan Sidangkan Kasus TPPU Setelah 'Asset Recovery' Dinilai Cukup

Tanggapi SYL, KPK Akan Sidangkan Kasus TPPU Setelah "Asset Recovery" Dinilai Cukup

Nasional
KPU-Mendagri Diminta Bikin Aturan Distribusi Bansos Jelang Pilkada 2024

KPU-Mendagri Diminta Bikin Aturan Distribusi Bansos Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jalan Tol IKN Rampung Agustus, Jokowi: Ngebut dari Balikpapan ke Nusantara Bisa 30 Menit

Jalan Tol IKN Rampung Agustus, Jokowi: Ngebut dari Balikpapan ke Nusantara Bisa 30 Menit

Nasional
Jokowi Resmikan Pembangunan Bina Bangsa School Nusantara di IKN

Jokowi Resmikan Pembangunan Bina Bangsa School Nusantara di IKN

Nasional
Kasus Kekerasan Seksual Penyelenggara Pemilu, Komnas Perempuan Proses Nota Kesepahaman dengan Bawaslu

Kasus Kekerasan Seksual Penyelenggara Pemilu, Komnas Perempuan Proses Nota Kesepahaman dengan Bawaslu

Nasional
Besok, DKPP Sidang Lanjutan Dugaan Asusila Ketua KPU

Besok, DKPP Sidang Lanjutan Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke