Menurut dia, sering kali terdengar jargon "jangan salah memilih pemimpin", padahal memilih wakil rakyat di parlemen juga tak kalah penting.
"Ini semua musti diterjemahkan dalam sistem dan aturan pemilu yang tepat. Jangan hanya menjadi peringatan dan slogan semata," kata SBY dalam pidato politiknya di Cibubur, Jawa Barat, Rabu (7/2/2024) malam.
SBY menyebut telah mengamati kampanye yang berlangsung lebih kurang selama tiga bulan ini.
Menurut Presiden ke-6 RI ini, rakyat kurang mengetahui secara utuh dan mendalam visi-misi para capres dan visi misi partai politik.
"Sepertinya, para penyelenggara pemilu lebih menitikberatkan pada pemilihan presiden, padahal, tanggal 14 Februari ini, rakyat kita juga akan memilih partai-partai politik serta memilih anggota DPR-RI, DPD RI dan DPRD untuk masa bakti lima tahun ke depan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengusulkan agar format dan tata cara debat calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di masa depan bisa diubah.
SBY mengatakan, tidak hanya debat yang perlu diperbaiki, tetapi juga konsep dan aturan kampanye untuk Pemilu 2024 secara umum, termasuk untuk pemilihan partai politik dan legislatif.
"Saya berpendapat, ke depan, sistem, konsep, dan aturan kampanye perlu diperbaiki dan disempurnakan. Format dan tata cara debat capres-cawapres juga diperbaiki," ucapnya.
"Agar rakyat makin mengetahui secara utuh apa solusi dan kebijakan konkrit para capres-cawapres untuk mengatasi masalah dan memajukan Indonesia lima tahun ke depan," ucap SBY.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/08/08023141/sby-soroti-pileg-yang-kurang-dapat-tempat-pada-pemilu-2024