JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) koalisi PDI-P Ganjar Pranowo dan Mahfud MD juga melakukan safari politik sejak Sabtu (28/10/2023) dan Minggu (29/10/2023).
Ganjar nampak menghabiskan akhir pekannya di DKI Jakarta dengan berkunjung ke Sekolah Partai PDI-P di Lenteng Agung dan Miftahul Ulum Islamic Boarding School in Jakarta, Jakarta Selatan untuk menemui Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU).
Sementara, Mahfud mendatangi acara Konsolidasi Relawan Ganjar-Mahfud di Ringroad Wojo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ditemui awak media, Ganjar mengamini bahwa PDI-P saat ini tengah berkabung karena ditinggalkan Presiden Joko Widodo yang merestui putra bungsunya, Gibran Rakabuming Raka menjadi bacawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Namun, ia menekankan bahwa kader partai berlambang banteng moncong putih itu tidak gentar.
“Kesedihan itu pasti ada, tapi kami enggak akan cengeng. Banteng enggak cengeng! Banteng ketaton itu langsung bergerak,” ujar Ganjar di Miftahul Ulum Islamic Boarding School in Jakarta, Minggu.
Ia lantas mencontohkan peristiwa 27 Juli 1996 atau dikenal dengan Peristiwa Kerusuhan Dua Tujuh Juli (Kudatuli). Kala itu, terjadi pengambialihan paksa kantor DPP PDI yang berujung pada kerusuhan di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat.
Tapi, para loyalis Megawati Soekarnoputri tak menyerah dan tetap berjuang hingga akhirnya melahirkan PDI-P.
“Kami tidak dalam romantisme kesedihan, tapi kami harus berjuang, PDI Perjuangan itu waktu PDI, juga dihajar habis-habisan, dibakar itu, bahkan ada yang mati kok, jangan lupa dengan Kudatuli lho ya, dan kami fight terus, kami enggak cengeng dengan segala yang terjadi," paparnya.
Rayu Khofifah dan Ridwan Kamil
Sebelumnya, Ganjar sempat merayu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk ikut mendukungnya.
Hal itu disampaikan setelah Ganjar mendapatkan dukungan dari putri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengklaim terus berkomunikasi dan berhubungan baik dengan Khofifah.
“Saya komunikasi terus menerus setiap saya ke Jawa Timur, 'Mba Khofifah saya di sini', 'ya mudah-mudahan sukses' begitu, karena saya sangat baik sama Beliau," kata Ganjar di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta, Sabtu.
Meski begitu, ia mengakui tak mudah untuk mengajak dua figur mumpuni itu. Baginya, harus ada kesamaan visi sebelum memberikan dukungan.
"Kang Emil juga kepingin kita tarik semuanya, tapi kan ngajak-ngajak kawan-kawan ini harus butuh kelegaan hati, kesamaan batin gitu ya, agar kita bisa kompak," tutur dia.
Mahfud bilang belum punya singkatan dengan Ganjar
Sementara itu di Yogyakarta, Mahfud menyatakan belum mendapatkan nama singkatan dengan Ganjar untuk kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Sampai saat ini, secara resmi tagline yang digunakan masih Ganjar-Mahfud. Baginya, tak begitu penting memikirkan singkatan tersebut.
“Jadi sementara ini tidak disingkat Gama tidak disingkat Gempita. Pokoknya ada yang menyebut GPMMD dan sebagainya. Sementera ini lebih akrab didengar di telinga Ganjar-Mahfud," kata dia.
Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah memenangkan Pilpres 2024 dengan terus menjaga persatuan bangsa.
Jika terpilih, Mahfud ingin fokus untuk menegakkan hukum di Indonesia demi kepentingan rakyat.
"Kita harus bersikap tegas terhadap tindak pidana korupsi harus tegas dalam penegakan hukum yang semuanya nanti akan diabdikan untuk kemakmuran rakyat," imbuh dia.
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/30/06525691/gerak-ganjar-mahfud-akhir-pekan-singgung-banteng-tak-cengeng-goda-khofifah