Hal itu diungkapkan KSAL Ali saat membuka seminar akhir perwira siswa (Pasis) pendidikan reguler (Dikreg) Sekolah Staf dan Komando TNI AL angkatan ke-61 tahun 2023 di Auditorium Gedung Yos Soedarso, Markas Komando (Mako) Seskoal, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).
“Peralatan-peralatan siber yang ada di kapal maupun di pasukan marinir, juga unmanned system (kendaraan nirawak) juga penting karena dengan unmanned ini risiko terhadap manusia nol, tapi lebih efektif dan efisien. Dari penggunaan anggaran jauh lebih efisien dibandingkan dengan manned system,” kata Ali dalam keterangan pers, Senin.
Dikutip dari siaran pers Dispenal, Ali mengatakan bahwa ancaman hibrida yang muncul saat ini mencakup penggunaan kombinasi kekuatan militer, politik, ekonomi, informasi, dan faktor-faktor non-militer.
Dengan demikian, lanjut dia, maka pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi menjadi suatu keharusan.
“Bukan penambahan pasukan yang diutamakan, tapi penggunaan alat-alat baru, modern, alat-alat anti drone, alat-alat siber, itu yang paling diutamakan,” ucap Ali.
Ali menambahkan, dalam memitigasi ancaman hibrida, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Sejumlah poin penting pun digarisbawahi.
“Pertama, pengembangan dan peningkatan penggunaan teknologi komunikasi informasi di bidang keamanan dan pengawasan, kedua keamanan siber, ketiga kerja sama intelijen, keempat pengembangan kebijakan dan strategi yang adaptif, dan kelima interoperabilitas dan sinergi dengan pemangku kebijakan serta aparat keamanan sipil,” kata KSAL.
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/23/20431791/tni-al-ingin-maksimalkan-drone-dan-alat-alat-siber-untuk-hadapi-ancaman