JAKARTA, KOMPAS.com - Dua bulan jelang pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berbalik arah. PSI urung mendukung bakal capres PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Padahal, PSI merupakan partai pertama yang mendeklarasikan dukungan buat Ganjar. Dukungan itu bahkan diumumkan jauh hari sebelum PDI-P resmi mengusung Ganjar sebagai bakal capres.
Kini, PSI mengaku menjomblo alias belum memberikan dukungan ke bakal capres mana pun. Namun demikian, belakangan, partai pimpinan Giring Ganesha tersebut tampak mesra dengan bakal capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Paling awal
Dukungan PSI untuk Ganjar maju sebagai capres Pemilu 2024 diumumkan sekitar setengah tahun sebelum PDI-P mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah tersebut sebagai bakal calon RI-1, tepatnya awal Oktober 2022.
Saat itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyebut, nama Ganjar terpilih melalui forum Rembuk Rakyat yang diselenggarakan PSI sejak akhir Februari 2022.
Forum tersebut memfasilitasi pertemuan dewan pimpinan pusat dan pengurus daerah PSI dengan para tokoh di daerah guna menjaring kandidat capres yang berkomitmen melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Dari hasil Rembuk Rakyat itu, kami mengumumkan bahwa Partai Solidaritas Indonesia akan mencalonkan Pak Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PSI di tahun 2024," kata Grace dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).
PSI menyebut, ada 9 nama kandidat capres yang muncul dari hasil Rembuk Rakyat. Dari sejumlah nama, Ganjar dinilai sebagai sosok terbaik karena punya visi kebangsaan yang sama dengan yang selama ini diperjuangkan oleh PSI.
"Selain itu PSI juga melihat Mas Ganjar sebagai sosok paling pas untuk melanjutkan kerja-kerja yang selama ini sudah dilakukan Pak Jokowi dalam memajukan Indonesia," ujar Grace.
"Meskipun memang Mas Ganjar bukan kader PSI, tetapi PSI berkomitmen mendukung kandidat terbaik," lanjutnya.
Tak disambut
Sejak awal, dukungan PSI buat Ganjar seolah tak disambut oleh PDI-P. Awal Januari 2023, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung partai politik yang mendompleng nama kader partai banteng sebagai capres.
"Aku sampai lihatin, aku bilang orang berpolitik kok kayak gitu. Emang enggak punya kader sendiri?" kata Megawati dalam pidatonya di acara HUT ke-50 PDI-P di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Megawati memang tak menyebut secara gamblang sosok yang dia maksud. Namun, PSI merasa tersindir atas ucapan Mega.
Sampai-sampai, PSI meminta maaf ke PDI-P lantaran telah mendeklarasikan Ganjar sebagai bakal capres.
Dalam permintaan maafnya, Grace meminta pemakluman karena PSI merupakan partai muda yang masih awam dan naif. Grace mengaku, partainya hanya menyampaikan aspirasi rakyat dan simpatisan yang menginginkan Ganjar maju sebagai capres.
"Dukungan terhadap Mas Ganjar bukan berarti kami mengambil kader PDI-P. Justru ini merupakan pengakuan dari kami bahwa senior kami telah menghasilkan para pemimpin hebat," ujarnya.
Lebih lanjut, Grace menyebut, partainya menganggap PDI-P sebagai kakak dari PSI. PSI mengaku menghormati siapa pun sosok yang diusung PDI-P sebagai capres.
Belakangan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyinggung soal etika politik ketika ditanya soal dukungan PSI buat Ganjar. Hasto mengatakan, sebelum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hanura menyatakan dukungan buat Ganjar, dua parpol tersebut berkomunikasi intens dengan PDI-P.
"Namanya beri dukungan, lakukan komunikasi-komunikasi politik," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis (27/4/2023).
"(Aspek kultural) aspek di mana bangun kerja sama, bukan tiba-tiba ambil keputusan. Jadi etika politik harus di kedepankan," ujarnya.
Tarik dukungan
Terkini, PSI memutuskan untuk membatalkan dukungan buat Ganjar. Keputusan itu diambil dalam forum Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI yang digelar di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Di hadapan para kader PSI yang hadir, Grace bertanya, ke mana arah dukungan mereka akan dilabuhkan pada Pilpres 2024.
"Banyak yang bertanya, arah PSI ini akan ke mana? Apakah kita akan kembali dengan opsi hasil Rembuk Rakyat? Apakah kita akan semakin mesra dengan yang baru? Atau kita akan memilih opsi ketiga: tetap melajang alias jomblo? Kalian pilih yang mana?" kata Grace.
Kompak, segenap kader PSI menjawab dengan berseru: "jomblo!".
Ke depan, PSI akan memutuskan dukungan terhadap capres dengan mempertimbangkan faktor cawapres.
"Kami meminta kepada DPP untuk 'ojo kesusu' (jangan terburu-buru) dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang, termasuk komitmen tegak lurus kepada Pak Jokowi agar dipegang teguh dalam keputusan yang menyangkut masa depan bangsa," ucap Grace.
Grace pun mengungkap bahwa dalam musyawarah DPW PSI se-Indonesia, terdapat perbedaan pendapat mengenai sosok yang layak didukung sebagai bakal capres 2024. Dalam forum tersebut, ada yang menginginkan PSI tetap mendukung Ganjar, ada yang berharap PSI mendukung Prabowo Subianto, ada pula yang mendorong PSI tak memihak.
Paling penting, kata Grace, sosok capres dan cawapres yang akan didukung PSI ialah yang berkomitmen melanjutkan kerja-kerja pemerintahan Presiden Jokowi.
Mesra dengan Prabowo
Sebelum resmi menarik dukungan buat Ganjar, PSI sempat mesra dengan bakal capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Elite PSI dan jajaran Partai Gerindra bertemu pada awal Agustus lalu.
Setelah pertemuan, PSI tak malu-malu melempar puja-puji ke Prabowo. Grace mengaku sangat mengapresiasi Prabowo yang bersedia memenuhi undangan untuk datang ke markas PSI.
"Tapi partai kedua, partai pemenang kedua pemilu, berkenan datang mendatangi. Kalau di tempat lain, kita yang diminta ke sana, kalau perlu sambil merangkak. Kalau di sini Pak Prabowo yang berkenan hadir mendatangi kami di Kantor PSI," lanjutnya.
Pun Prabowo, terang-terangan menyebut punya kecocokan dengan PSI. Dia mengaku tak masalah mendatangi partai yang notabene masih baru.
"Saya menyampaikan pandangan-pandangan saya. Yang saya lihat banyak kecocokan, banyak kecocokan," katanya.
Berangkat dari kemesraan itu, PSI seakan goyah. Partai berlambang bunga mawar tersebut pun mengaku tegak lurus pada Presiden Jokowi soal arah dukungan pada pemilu mendatang.
Pukulan
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, batalnya dukungan PSI buat Ganjar tak lepas dari dinginnya sikap PDI-P.
Meski demikian, Umam memahami bahwa sikap PDI-P terhadap PSI itu didasarkan pada pemahaman, keyakinan, dan etika politik dalam tradisi partai banteng. Mungkin saja, di mata PDI-P, deklarasi dukungan PSI buat Ganjar dipandang off side karena seperti hendak mendikte keputusan Megawati.
“Keputusan politik PSI ini tampaknya dipengaruhi oleh model komunikasi PDI-P sebelumnya yang terkesan jual mahal dan tinggi hati, yang seolah tidak menganggap dukungan PSI,” kata Umam kepada Kompas.coi\m, Rabu (23/8/2023).
Meski PSI bukan bagian dari partai Parlemen, Umam menilai, penarikan dukungan ini menjadi pukulan tersendiri bagi mesin politik Ganjar.
Manuver PSI disebut bisa menciptakan ganggu gusar sekaligus tekanan psikologis bagi para pendukung Ganjar yang semula optimistis bisa mengonsolidasikan basis dukungan dari partai elite Senayan maupun non-Senayan, namun, realitanya tidak demikian.
“Kini mesin pencapresan Ganjar justru tercecer di belakang dengan kekuatan kursi Parlemen 25 persen saja, di bawah Koalisi Perubahan untuk Persatuan (yang mengusung Anies Baswesan) 28,5 persen, dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (yang mengusung Prabowo Subianto) yang kini 46 persen,” ujar Umam.
“Jadi, dampak pencabutan dukungab PSI pada Ganjar adalah melemahnya psikologi dan moral perjuangan tim Ganjar yang seolah ditinggal banyak temannya,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/24/06000091/balik-arah-psi-dulu-paling-awal-umumkan-ganjar-capres-kini-tarik-dukungan