Salin Artikel

Anjing Menggonggong Relawan dan Buzzer Ikut Menyalak

“Manusia yang menutupi kejahatannya itu lebih buruk dari keledai... Ia menghentikan revolusi mental... Ia ingin memperpanjang kekuasaannya... Ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Itu bajingan tolol, bajingan tolol itu sekaligus bajingan pengecut. Bajingan, tapi pengecut.”

Lontaran pernyataan ini menimbulkan adu mulut dan kata-kata gaya para ibu-ibu rumah tangga di kampung-kampung kumuh dan perumahan padat sesak.

Adu mulut ini ditandai dengan semburan ludah dari mulut yang terlibat dalam pertengkaran mulut itu.

Adu mulut ini dalam bahasa Jawa disebut padu. Dalam bahasa Minahasa (Sulawesi Utara) disebut baku ambe. Suasana ini bisa kita tonton di layar televisi atau di media sosial.

Suasana ini adalah bagian dari kenyataan komunikasi politik saat ini di negeri di jaman rezim yang mempopulerkan istilah “cawe-cawe” masa kini.

Suasana “padu atau baku ambe politik” di masa rezim sekarang diiringi dengan jargon nasihat yang muncul dari suatu percakapan di layar televisi antara seorang kakek dan nenek berbedak tebal yang berbunyi “pemimpin harus punya nyali dan berani serta jangan jangan sombong”.

Suasana politik jelang pemilihan umum saat ini mengingatkan saya (penulis artikel ini) pada artikel dalam buku Negara Melodrama tulisan budayawan Garin Nugoro.

Garin Nugroho dalam salah satu artikel di buku itu memilih judul “Komunikasi Politik Istana” (halaman 71 - 74, terbitan Penerbit Gading Yogyakarta tahun 2019).

Dalam artikel di bawah judul Komunikasi Politik Istana ini ada kalimat berbunyi seperti ini: ”pepatah berganti, anjing menggonggong kafilah dan aparatnya diajak menggonggong”.

Dalam diskusi santai saya dengan Garin dahulu, pernah muncul pula pepatah “anjing menggonggong, kafilah dengan para relawan dan pendengungnya jangan ikut menggonggong atau menyalak-nyalak”.

Karena kalau hal itu terjadi seperti saat ini, setelah ada pernyataan “bajingan pengecut”, maka kalau boleh meminjam kalimat Garin Nugroho, akan tercipta suasana riuh, penuh konflik (mulut atau padu atau baku ambe), sementara kafilah tidak pernah sampai tujuan, masyarakat kehilangan panduan (menghadapi pemilihan umum 2024).

Memang bisa ditebak lontaran pernyataan “Ia bajingan pengecut” ini bisa dianalogikan dengan gonggongan anjing dalam pepatah itu.

Dan lontaran pernyataan itu akan ditanggapi dengan balasan gonggongan atau salakan dari para relawan dan pendengung orang yang jadi obyek pencetus pernyataan “bajingan pengecut” tersebut.

Untuk menghadapi gongongan semacam itu (“bajingan pengecut”), mungkin para relawan bisa merenungkan kembali nasihat atau anjuran yang pernah ditulis dalam buku berjudul “Berpolitik Tanpa Partai - Fenomena Relawan Dalam Pilpres” tulisan Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti tahun 2014 (Diterbitkan Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta).

Dalam epilog buku ini, di halaman 197, antara lain dituliskan seperti berikut:

”Jokowi mengatakan relawan tidak boleh bubar karena pekerjaan baru dimulai. Ia ingin relawan menjadi mata dan kepanjangan tangannya, agar bisa mengawasi apa-apa yang kurang dan program-program yang dijalankan pemerintahannya kelak bisa benar-benar bisa menjangkau rakyat Indonesia yang paling pelosok.”

“Ia (Jokowi) berharap relawan menjadi ‘telik sandi, yang akan melaporkan ketidakberesan atau ketidakbecusan birokrat dalam mengurus layanan publik, para kepala daerah yang korup, maupun aparat keamanan yang bertindak ngawur.”

“... Kita baru mulai punya mimpi-mimpi besar, kita harus tunjukkan sebagai bangsa yang besar. Caranya ya harus lewat kerja, bukan kata-kata,” kata Jokowi dalam acara halalbihalal relawan Bravo-5 yang digelar hotel Discovery Ancol, Jakarta, 23 Agustus 2014.

Relawan sebaiknya jadi telik sandi atau intelijen, tidak banyak bicara, tidak banyak mengumbar kata-kata, tidak perlu harus mengeluarkan kata-kata keras yang menyebabkan ludah menyembur keluar. Atau jangan sampai kita ikut menggongong atau menyalak-nyalak.

Jadilah telik sandi yang diam dan bekerja. Bukan masuk dalam suasana yang diumpamakan pepatah spontan ini, “Anjing menggonggong, kafilah ikut menggonggong”.

Relawan juga harus berani dan bernyali serta tidak sombong seperti yang mengeluarkan kata-kata nasihat ini. Begitukah?

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/10/05450021/anjing-menggonggong-relawan-dan-buzzer-ikut-menyalak

Terkini Lainnya

Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Nasional
Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Nasional
Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Nasional
4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

Nasional
Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang jadi Cagub

Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang jadi Cagub

Nasional
Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-mal' di Sumsel, Ajak Bocah Makan 'Snack' di Mejanya

Momen Jokowi "Nge-mal" di Sumsel, Ajak Bocah Makan "Snack" di Mejanya

Nasional
Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Nasional
Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Nasional
Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Nasional
Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Nasional
Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Nasional
Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Nasional
Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Nasional
Bawaslu Minta Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Tertib Cuti

Bawaslu Minta Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Tertib Cuti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke