Alami Trauma, Istri Jemaah Haji Probolinggo yang Wafat Diberi Layanan Psikologis

Untuk memulihkan kondisi mentalnya, Tim perlindungan jemaah (Linjam) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) langsung bergerak cepat memberikan layanan psikologis.

Layanan psikologis diberikan petugas di hotel yang menjadi tempat penginapannya.

"Saat ini dari istri Niron memang memiiki trauma sehingga pada saat ini terus dilakukan ada layanan psikologis untuk istri Niron yang berada di hotel," ujar jurnalis Kompas TV Abel Insani, dikutip dari Kompas TV, Rabu (12/7/2023).

Sebelum ditemukan meninggal, Abel menjelaskan, Niron sempat dinyatakan menghilang setelah terpisah dari istrinya ketika akan melakukan lempar jumrah.

Mulanya, kata Abel, sebagaimana keterangan teman sekamar sang istri, Niron sempat akan digandeng oleh istrinya sebelum melempar jumrah.

Namun, Niron pada saat itu ingin melempar jumrah bersama jemaah haji lainnya. Niron juga disebut meminta sang istri agar melempar jumrah bersama rombongan perempuan.

"Sehingga mereka berpisah pada saat akan melakukan lempar jumrah, dan sang istri menyadari Niron sudah tidak bersama rombongan pada saat lempar jumroh pertama," kata Abel.

Namun demikian, Niron dinyatakan benar-benar hilang pada saat memasuki hari kedua lempar jumrah.

"Pada saat itu lah laporan setiap hari dibuat dari kloter ke perlindungan jemaah," imbuh Abel.

Sebelumnya diberitakan, Niron, jemaah haji yang termasuk ke dalam terbang (kloter) 65 Embarkasi Surabaya, Jawa Timur, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Kasat Ops Perlindungan Jemaah Haji di Armuzna, Harun Al Rasyid mengatakan, jenazah Niron ditemukan di Rumah Sakit An-Noor.

Penemuan Niron berawal dari pesan yang beredar melalui WhatsApp yang memberikan informasi terdapat seorang jenazah yang memiliki ciri-ciri mirip.

Pukul 10.15 WAS (Waktu Arab Saudi), pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari Mashariq, ketua kloter, dan istri almarhum.

Usai melihat ciri khusus, istri almarhum membenarkan bahawa jenazah tersebut adalah suaminya. Pengecekan pun dilakukan dengan pencocokan berbagai data, seperti paspor, visa, dan sidik jari.

Pihak maktab dan pengurus Arab Saudi merespons keinginan keluarga membawa jenazah ke Masjidil Haram untuk disalatkan selepas maghrib. "Istri almarhum melihat ciri khusus yang melekat di tubuh jenazah.

Beliau memastikan itu jenazah suaminya," ujar Harun. Mulanya dilaporkan terdapat 10 jemaah haji Indonesia yang hilang saat ibadah puncak. Sebanyak 7 orang dari mereka ditemukan selamat.

Tim Linjam PPIH juga terus menyisir kawasan Armuzna serta kantor polisi dan rumah sakit yang berada di sekitarnya buat mencari keberadaan 2 jemaah lain yang hilang.

Mereka juga bekerja sama dengan kepolisian Arab Saudi buat mencari kedua jemaah itu.

Jika sampai pelaksanaan haji selesai keduanya belum ditemukan, proses pencarian akan dilanjutkan oleh tim dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Saudi.