Salin Artikel

Epidemiolog: Diagnosis Cepat Mampu Kurangi Fatalitas Antraks

Dicky mengatakan, umumnya gejala antraks tidak langsung berat, hanya berupa demam dan sesak napas. Hal ini membuat masyarakat tidak menyadari jika sudah terinfeksi bakteri tersebut.

Oleh karena itu, menurutnya, tak heran masih banyak pasien yang tidak mengetahui gejala antraks sehingga terlambat untuk ditangani lebih dini.

"Sebetulnya untuk terapi antraks ini, kata kuncinya diagnosis yang cepat. Jadi relatif bisa dikurangi fatalitasnya kematiannya dengan cara pemberian treatment (pengobatan setelah didiagnosis)," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Dicky menyampaikan, setelah berhasil didiagnosis, pasien terinfeksi antraks akan diberikan obat-obatan dan vaksin oleh fasilitas layanan kesehatan.

Obat tersebut pun bisa diberikan melalui dua cara tergantung jenisnya, diminum secara langsung atau melalui infus.

Kemudian, obat tersebut akan diberikan selama sekitar 60 hari.

"Kalau segera didiagnosis cepat, pemberian (obat) cepat, antraks bisa ditangani, dicegah fatalitasnya," ujar Dicky.

Tingkat fatalitas antraks yang menyerang kulit mencapai 20 persen, fatalitas antraks yang menyerang saluran pencernaan mencapai 25-70 persen, dan fatalitas antraks yang menyerang saluran pernapasan mencapai 80 persen.

Umumnya, kata Dicky, antraks yang menyerang saluran pernapasan menjadi yang paling sulit.

"Kalau secara terhirup sporanya, ini yang paling sulit dan umumnya fatal. Jadi yang kemungkinan bisa diminimalisir selain cepat didiagnosa ditemukan kasusnya, dan umumnya infeksinya bukan karena terinhalasi atau terhirup, mungkin kontak dengan daging, makan, atau kulitnya karena ada luka," katanya.

Kendati begitu, Dicky meminta masyarakat agar tidak khawatir. Sebab, spora antraks bisa dihindari dengan selalu memakai masker di daerah yang mempunyai kasus antraks.

Kemudian, hindari memakan hewan ternak yang sudah mati atau bangkai, serta selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

"Dalam konteks (yang tinggal) di wilayah Yogyakarta, itu jangan khawatir. Selain biasa memakai masker, hindari memakan hewan (yang sudah) mati (sebelum disembelih). Perhatikan kebersihan lingkungan rumah dan lantai," ujar Dicky.

Sebagai informasi, kasus antraks kembali terjadi di Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat antraks.

"Dia (warga yang meninggal) ikut menyembelih dan mengkonsumsi. Sapinya kondisinya sudah mati lalu disembelih," kata Dewi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 4 Juli 2023.

Warga yang meninggal itu dibawa ke RSUP Sardjito pada Sabtu (1/4/2023). Pihak Dinkes Gunungkidul baru menerima laporan adanya warga meninggal di RSUP Sardjito pada Senin (4/7/2023).

Menerima laporan itu, Dinkes Gunungkidul bersama Satgas One Health dari Kapanewon Semanu langsung bergerak untuk melakukan penelusuran.

Dari hasil penelusuran, sebanyak 125 orang diketahui melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang mati karena antraks. Setelah dilakukan pemeriksaan, Dewi menyebutkan, sekitar 85 orang dinyatakan positif antraks.

"18 orang yang bergejala mulai dari luka, ada yang diare hingga pusing," ujar Dewi.

https://nasional.kompas.com/read/2023/07/10/15011391/epidemiolog-diagnosis-cepat-mampu-kurangi-fatalitas-antraks

Terkini Lainnya

Bicara Pilkada Sumbar 2024, Zulhas: PAN Calon Gubernurnya, Wakil dari Gerindra

Bicara Pilkada Sumbar 2024, Zulhas: PAN Calon Gubernurnya, Wakil dari Gerindra

Nasional
Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Nasional
Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Nasional
Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Nasional
PAN Yakin IKN Tetap Lanjut meski Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

PAN Yakin IKN Tetap Lanjut meski Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

Nasional
Kasus 109 Ton Emas Antam, Kejagung: Emasnya Asli, tapi Perolehannya Ilegal

Kasus 109 Ton Emas Antam, Kejagung: Emasnya Asli, tapi Perolehannya Ilegal

Nasional
35 Bakal Calon Kepala Daerah Dapat Rekomendasi PKB, Ini Daftarnya

35 Bakal Calon Kepala Daerah Dapat Rekomendasi PKB, Ini Daftarnya

Nasional
Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Kurang dari 1 Persen di Akhir Kepemimpinan Jokowi

Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Kurang dari 1 Persen di Akhir Kepemimpinan Jokowi

Nasional
PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

Nasional
Menpora Ungkap Pertemuan Prabowo-Ridwan Kamil Bahas Pilkada Jabar

Menpora Ungkap Pertemuan Prabowo-Ridwan Kamil Bahas Pilkada Jabar

Nasional
Anggota DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Izin Usaha Tambang Ormas

Anggota DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Izin Usaha Tambang Ormas

Nasional
Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Nasional
Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Nasional
Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke