Alasannya, Sandiaga dianggap berpotensi menjadi pesaing Mardiono untuk menduduki jabatan ketua umum.
“Saya banyak yang mengkritik,’Pak Ketum apa enggak khawatir nanti Pak Sandi kemudian menjadi pesaing Pak Ketum?’” cerita Mardiono dalam acara Pendidikan Kader Nasional Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), yang merupakan organisasi sayap PPP, yang bergerak di kalangan anak muda, di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2023) malam.
Namun demikian, Mardiono menyatakan bakal bersikap fair dan membuka persaingan politik jika suatu saat harus bersaing dengan Sandiaga untuk menjadi pimpinan partai berlambang kabah itu.
Ia pun mengaku tak khawatir dengan kontentestan lain yang bakal muncul.
“Jadi kalau sekarang baru Pak Sandi, kalau bisa lima lagi yang menjadi pesaing saya,” ucap dia.
Mardiono mengatakan, PPP ingin menerapkan politik yang sehat, dilandasi dengan proses kaderisasi yang baik.
“Politik yang dilandasi dengan perjuangan, bukan semata-mata untuk kepentingan,” kata dia.
Maka dari itu, ia menyebutkan bahwa proses mendapatkan Sandiaga untuk bergabung tak dilakukan dalam waktu singkat.
Upaya mendekati Sandiaga telah dilakukan Mardiono sejak ia terpilih menjadi Plt Ketua Umum, menggeser Ketua Umum PPP sebelumnya, Suharso Monoarfa pada 5 September 2022.
“Karena itu, sebelum Pak Sandi masuk PPP kita pelonco dulu, kita ospek dulu. Lama sebenarnya (prosesnya) Pak Sandi,” imbuh dia.
Diketahui Sandiaga saat ini telah menjadi kader partai berlambang kabah tersebut.
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI PPP pada 17 Juni 2023, menunjuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) partai.
Selain itu, forum yang sama juga menunjuk Sandiaga sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk mendampingi Ganjar Pranowo yang merupakan bakal calon presiden (bacapres) PDI-P.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/03/22583581/curhat-mardiono-dikritik-banyak-pihak-karena-sandiaga-uno-dianggap