JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengaku, serius mendorong agar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bisa berpasangan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di pemilihan presiden (pilpres) mendatang.
Menurutnya, wacana itu muncul dalam rapat internal PAN yang digelar Selasa (23/5/2023) pekan lalu.
“Itu salah satu opsi, untuk menawarkan calon yang bisa dipilih oleh rakyat dan itu bagus juga ketua umum parpol maju sebagai wujud kaderisasi dan memperkaya pilihan rakyat,” ujar Yandri pada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).
“Artinya poros itu kami munculkan dengan serius dengan harapan bisa terwujud,” sambung dia.
Ia mengklaim bahwa bila perolehan suara pada Pemilu 2019 lalu digabungkan, maka sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential threshold 20 persen.
Adapun berdasarkan hasil rekapitulasi suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada saat itu, Golkar memperoleh 17.229.789 suara atau sekitar 12,31 persen. Sementara PAN meraih 9.572.623 suara atau 6,84 persen.
Meski demikian, Yandri mengaku, Zulhas belum diajak berbicara serius mengenai hal ini. Ia pun akan mengembalikan keputusan akhir kepada Zulhas setelah ada pembahasan yang lebih serius.
“Karena Rakernas sudah memberikan mandat penuh pada Bang Zul untuk menentukan siapa capres-cawapres yang akan diusung PAN, termasuk paket ini apakah direstui beliau atau tidak,” ucap dia.
Ia menambahkan, munculnya opsi untuk memasangkan Zulhas dengan Airlangga, lantaran PAN sudah pernah memiliki sejarah untuk mengusung kadernya sendiri di pemilu sebelumnya.
Misalnya pada 2004, PAN bersama tujuh parpol lainnya mengusung pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo sebagai capres-cawapres. Ada enam pasang capres-cawapres yang mencalonkan diri pada saat itu, mengingat syarat ambang batas presidential threshold yang hanya 5 persen.
Sementara, pada 2014, PAN memasangkan ketua umumnya, Hatta Rajasa dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
“Jadi PAN sudah memulai sebenarnya kader-kader kita tampilkan sebagai kandidat dalam pilpres,” imbuh dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Partai Golkar Tantowi Yahya mengakui bahwa opsi pengusungan Airlangga-Zulhas memang tengah dijajaki.
Namun, ia mengklaim bahwa sampai saat ini Partai Golkar masih belum menentukan sikap politiknya untuk menghadapi Pilpres 2024.
Artinya, semua kemungkinan masih terbuka karena mandat Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar mengamanatkan Airlangga maju sebagai capres atau cawapres pada kontestasi elektoral mendatang.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/30/14305341/dorong-airlangga-dan-zulhas-maju-di-pilpres-2024-pan-kami-serius
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.