Salin Artikel

Menyoal Keberlanjutan Citarum Harum

Memberi pesan serius untuk mulai memikirkan masa depan penanganan Sungai Citarum, usai berakhirnya Perpres 15 tahun 2018 dan program Citarum Harum berakhir pada 2025.

Maka diperlukan komitmen dan aksi nyata yang signifikan, mengingat masih ada beribu masalah yang menyertai agar terwujud kesinambungan program pemeliharaan.

Agar Sungai Citarum yang sudah mulai hijrah dari tercemar berat ke tercemar ringan tidak kembali lagi ke alam kegelapan atau jahiliyah seperti sebelum adanya program Citarum Harum.

Ada waktu kurang dari dua tahun bagi para pemangku kepentingan untuk melakukan konsolidasi komitmen, strategi dan program kolaborasi untuk memastikan konservasi program Citarum Harum tetap terjaga.

Termasuk mengkaji dan mereposisi peran 23 Sektor Citarum Harum, yang merupakan ujung tombak sungai Citarum bisa hijrah selain adanya keterlibatan signifikan multi pihak pada program Citarum Harum.

Juga menyoal kebijakan publik pemerintah pusat dan daerah terkait sumber daya air, yang saat ini masih dianggap bukan merupakan prioritas pembangunan di Indonesia.

Maka tidak mengherankan jika kita melihat dengan jelas banyak sungai di Indonesia dibiarkan terbengkalai.

Penyebab utamanya bukan ketersediaan anggaran, utamanya karena sudut pandang para pengampu kebijakan terkait pengelolaan sumber daya air yang masih ego sektoral belum terpadu.

Lima tahun lalu, sungai sepanjang 269 kilometer yang melintasi 13 kabupaten dan kota di Jawa Barat ini dinobatkan sebagai satu dari sepuluh wilayah terkotor di dunia.

Predikat yang disandang Citarum berdasar laporan dari Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute pada 2013. Dalam daftar 10 daerah paling tercemar itu, Indonesia diwakili oleh Sungai Citarum di urutan ketiga.

Sebelum ada program Citarum Harum, warga sekitar Majalaya mengenang sungai ini dulu tidak ada airnya, yang ada sampah menggunung, bahkan orang bisa jalan di atas sungai.

Alhamdulilah sekarang airnya mengalir dan mulai jernih. Saat ini, alhamdulilah ikan mulai hidup kembali, termasuk species ikan yang dulu sempat menghilang kini mulai ada.

Upaya penanggulangan Sungai Citarum juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab setiap warga dalam membela negaranya.

Bela negara tidak dimaknai hanya menghadapi musuh dari luar, tetapi ancaman kerusakan alam dan ekosistem lingkungan juga harus menjadi komitmen kuat. Mengingat, kerusakan alam adalah ancaman negara yang nyata.

Keberhasilan menghijrahkan Sungai Citarum dari tercemar berat ke tercemar ringan berkat peran dan kolaborasi multi pihak atau pentahelix.

Penanganan Sungai Citarum, bahkan dijadikan model atau percontohan oleh pemerintah pusat dalam menangani hal-hal serupa.

Namun saat ini, kolaborasi pentahelix yang awal program Citarum Harum demikian gegap gempita, kini dirasakan mulai melemah dan memudar.

Secara historis, sesungguhnya sudah ada tiga program besar untuk rehabilitasi sungai terpanjang di Jawa Barat itu.

Pada periode 2000-2003, pernah ada program Citarum Bergetar. Kata “bergetar” ialah singkatan bersih, geulis (cantik dalam bahasa Sunda), dan lestari.

Program Citarum bergetar ini berfokus pada pengendalian pemulihan konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Namun kemudian hari, program ini dianggap belum optimal mengatasi pencemaran di sungai yang menghidupi setidaknya 27,5 juta jiwa warga Jawa Barat dan sumber air utama bagi warga DKI Jakarta. Dan sumber listrik yang memasok sebagian besar kebutuhan listrik Jawa dan Bali.

Namun masalah di Sungai Citarum kian kompleks. Mulai dari deforestasi hutan di area hulu, puluhan ribu sampah yang tak terangkut tiap harinya, kotoran manusia dan ternak, ratusan ribu ton limbah industri per hari, hingga persoalan tata ruang di hulu dan sepanjang bantaran sungai.

Pada 2008, pemerintah menyepakati tawaran pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) untuk memulihkan Citarum.

Besar paket pinjaman itu senilai 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,7 triliun. Program jangka panjang 2008-2023 ini bernama Integrated Citarum Water Resources Management Investement Program (ICWRMIP) atau Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di Wilayah Sungai Citarum.

Namun program tersebut mendapatkan kritikan keras dari Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air (KRuHA/Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air).

Mereka berpendapat bahwa restrukturisasi sektor sumber daya air dengan menempatkan air sebagai barang ekonomi hanya akan menjadikan air sebagai komoditas dan mendorong privatisasi air.

Pada akhirnya akan menimbulkan kerugian kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan petani.

KRuHA juga berpendapat bahwa negara memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya, termasuk air.

Menempatkan air sebagai barang ekonomi, akan mengalihkan tanggung jawab untuk menyediakan air dari negara ke sektor swasta.

Selain itu, juga akan mengubah kontrak sosial antara negara dan rakyatnya menjadi hubungan bisnis antara produsen dan konsumen.

Pemprov Jabar pada 2013, kembali mencanangkan program pemulihan Citarum dengan nama Citarum Bestari. Bestari yang juga bermakna “baik budi pekerti” merupakan kependekan dari bersih, sehat, indah, dan lestari.

Salah satu programnya bernamaa eco village yang dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.

Program itu mengajarkan bagaimana mengurangi sampah dengan cara dipilah dan diolah. Pelaksanaannya tidak optimal karena belum ada sinergitas program dengan kabupaten-kota lainnya.

Faktor kegagalan program Citarum Bergetar, Citarum Terpadu, dan Citarum Bestari harus menjadi lesson learn dan pembelajaran bagi program Citarum Harum untuk melangkah kedepan secara terpadu dan senantiasa melakukan manajemen perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement) dalam tata kelolanya kedepan.

Menyoal keberlanjutan Citarum Harum, hakekatnya adalah menyoal tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Menyoal pengusaha yang tanpa dosa membuang limbah ke Sungai Citarum untuk diminum warga Jawa Barat dan Jakarta tanpa merasa bersalah.

Juga menyoal peran signifikan unsur akademisi, komunitas dan media yang memiliki peran kuat bagi keberlanjutan Citarum tetap harum.

Secara individual menyoal komitmen dan tanggung jawab kita terhadap Citarum tetap harum sebagai jihad lingkungan bagi masyarakat Jawa Barat dan Indonesia.

Jangan sampai menunggu Gary dan Sam Bencheghib lainnya, kakak beradik asal Perancis yang memberi contoh dan aksi nyata membersihkan limbah sampah Sungai Citarum, mendokumentasikan dan memviralkan keprihatinan mereka akan pencemaran Sungai Citarum ke seluruh dunia.

Dengan perahu yang dibuat dari botol-botol plastik bekas, Gary menyusuri aliran Citarum yang dipenuhi sampah plastik dan limbah cair. Semua kotoran tergambar jelas.

Video yang dipublikasikan pada 29 Agustus 2017 itu, seketika viral dan menyentil hingga Presiden Jokowi turut merespons dan menggugah stake holder terkait untuk tergerak dan berbuat bagi Citarum.

Semoga komitmen kuat bagi Citarum tetap harum dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, pengusaha penghasil limbah Citarum, komunitas dan media tetap kuat dan tidak memudar untuk menghadirkan komitmen dan aksi nyata bagi Citarum tetap harum selamanya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/05/07/08300071/menyoal-keberlanjutan-citarum-harum

Terkini Lainnya

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Nasional
Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Nasional
Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Nasional
Bantah Bagi-bagi Kue dengan Izinkan Ormas Kelola Pertambangan, Menteri LHK: Ayo Lihat Dasarnya...

Bantah Bagi-bagi Kue dengan Izinkan Ormas Kelola Pertambangan, Menteri LHK: Ayo Lihat Dasarnya...

Nasional
Kewenangan Polri Blokir-Batasi Akses Internet Dianggap Langgar Hak Mendapat Informasi

Kewenangan Polri Blokir-Batasi Akses Internet Dianggap Langgar Hak Mendapat Informasi

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Nasional
Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Nasional
Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Nasional
Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Nasional
Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Nasional
Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Nasional
Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Nasional
Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Nasional
Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke