Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dalam pertemuan itu, Jokowi berpesan agar berbagai regulasi Uni Eropa yang menghambat kesejahteraan perlu dibenahi.
"Untuk itu berbagai regulasi Uni Eropa yang menghambat kesejahteraan perlu dibenahi. Bapak Presiden juga meminta dukungan jerman agar perundingan perjanjian Indonesia-EU CEPA dapat segera dituntaskan,” kata Retno, dikutip dari siaran pers.
Pertemuan antara Jokowi dan Scholz turut membahas kerja sama ekonomi dan investasi di antara dua negara.
Retno menuturkan, menyambut secara baik kolaborasi komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia-Jerman dan menilai investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas.
“Investasi Jerman di indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas seperti industri yang berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi,” ucap Retno.
Menurut Retno, Jokowi juga menekankan pentingnya investasi dan ahli teknologi Jerman guna mendukung transisi energi di Indonesia.
“Dalam diskusi tadi juga dibahas mengenai implementasi dari The Just Energy Tansition Partnership,” sambung dia.
Di samping itu, kunjungan kerja Jokowi di Jerman juga menghasilkan sejumlah kerja sama antara pemerintah (G to G) maupun antara bisnis (B to B).
“Untuk G to G telah dilakukan penandatanganan dua kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jerman yaitu pertama Joint Declaration of Intent on Join Economic and Investment Commitee mengenai pembentukan forum gabungan sektor pemerintah dan swasta untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi,” ujar Retno.
Sementara itu, dalam kerja sama business to business, Retno menyampaikan sudah terbentuk sebanyak 18 kesepakatan yang memiliki nilai kurang lebih Rp27,9 triliun.
“Yaitu di sektor sustainibility dan transisi energi, investasi, inovasi start up, dan making Indonesia 4.0,” kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/17/10531061/bertemu-kanselir-jerman-jokowi-tekankan-pentingnya-hubungan-ekonomi-yang