Tapi, menurutnya, masalah Anas adalah dengan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan Bambang Widjojanto (BW), serta mantan penyidik senior Novel Baswedan.
“Karena yang menghukum beliau itu KPK, kemudian ada podcast dari Abraham Samad, ada Bang BW, ada Novel Baswedan yang itu men-counter Mas Anas,” ucap Herzaky di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (12/4/2023).
“Jadi enggak tepat ditanyakan ke Demokrat. Tanyakan lebih tepat ke Abraham Samad, BW, Novel,” sambung dia.
Ia menuturkan, bagi Demokrat, hubungan dengan Anas sudah selesai.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat yang menjabat tahun 2010 - 2013 itu dianggap bagian dari masa lalu.
Maka, ia meminta tak ada pihak yang terus menerus mengaitkan Anas dengan AHY maupun SBY.
“Kalau bicara Mas Anas, tidak ada kaitan dengan AHY, dengan SBY, dengan Demokrat. Jadi janganlah dibentur-benturkan,” paparnya.
Terakhir, ia menuturkan bahwa saat ini Demokrat hanya ingin fokus menghadapi dan memenangkan Pemilu 2024.
“Kami ini generasi baru, generasi muda Demokrat (bekerja) supaya bagaimana Demokrat mendapat respon positif dari masyarakat dan di bawah AHY respon positif (didapatkan) dari masyarakat,” imbuh dia.
Diketahui, Anas telah bebas dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/4/2023).
Ia mendekam di penjara lebih dari 9 tahun karena menjadi terpidana kasus korupsi proyek Hambalang.
Anas menyatakan bahwa dirinya belum selesai meski lama mendekam di penjara.
”Saya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar, saya dimasukkan dalam waktu yang lama di tempat ini, menganggap Anas sudah selesai. Komitmen dan ikatan keberanian untuk terus melangkah maju membuat yang berpikir seperti itu seperti tidur di siang bolong,” tutur dia.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/13/06364891/demokrat-lebih-tepat-tanyakan-soal-anas-ke-abraham-samad-bw-dan-novel