"Penting bagi kita untuk menyadari bahwa di dalam setiap kontestasi politik pasti ada polarisasi, tidak mungkin tidak ada di dalam kontestasi itu," kata Anies di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Anies mencontohkan, polarisasi dengan isu gender akan muncul apabila dua calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan.
Isu mengenai putra daerah dan pendatang, kata Anies, juga bisa muncul di pemilihan kepala daerah disamping isu terkait agama kontestan.
"Bahkan ada kontestasi yang tanpa orang, tanpa agama, tanpa keyakinan, tanpa suku, mempolarisasi, misalnya Brexit, itu terjadi polairsasi di Inggris, padahal enggak ada orangnya," kata Anies.
Ia mengatakan, yang terpenting adalah polarisasi tidak boleh sampai menciptakan friksi, konflik, bahkan perpecahan di tangah masyarakat.
Caranya, menurut Anies, pemenang dalam kontestasi politik harus bisa merangkul semua pihak, sedangkan yang kalah harus mau menerima hasil.
"Dengan begitu demokrasi akan mengalami kemajuan, tapi kalau yang menang tidak merangkul semua dan yang kalah tidak mau menerima hasil ya demokrasi akan rusak," kata Anies.
Isu polarisasi menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan dapat kembali terjadi di Pemilihan Presiden 2024.
https://nasional.kompas.com/read/2023/03/02/19124061/anies-di-setiap-kontestasi-politik-pasti-ada-polarisasi