JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Fraksi Demokrat Rizki Natakusumah menuding Istana mengabaikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dengan menganggap masukan dari mereka tidak penting, khususnya terkait penetapan Panglima TNI.
Hal ini terkait masa pensiun Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang dianggap tidak ideal lantaran mepet dengan Pemilu 2024.
"Keamanan negara jadi pertaruhan kalau Lemhannas dianaktirikan Istana menjelang keputusan penting seperti penetapan panglima seperti ini," ujar Rizki saat dimintai konfirmasi, Sabtu (25/2/2023).
"Masukan Lemhannas kemarin sepertinya dianggap tidak penting oleh Istana, sehingga masa pensiun panglima dan KSAD jadi terlalu mepet dengan waktu kampanye," sambung dia.
Rizki menilai, masa transisi kepemimpinan TNI pada periode kritis seperti kampanye di tahun pemilu serentak akan mengganggu kesiapan TNI dalam mendukung pengamanan negara selama tahun politik.
Padahal, kata dia, seharusnya pemerintah sadar bahwa Pemilu 2024 merupakan peristiwa penting dan debut bagi penggabungan beberapa level pemilu, sehingga tingkat risiko ancaman keamanan bakal lebih tinggi.
"Jangan sampai pemerintah mengganggu performa TNI yang sudah memiliki penilaian positif oleh masyarakat sebagai lembaga yang paling dipercaya masyarakat," tutur dia.
Menurut Rizki, penilaian Lemhannas sebagai lembaga kajian publik yang punya sumber daya yang memadai dan pemikir-pemikir ulung seharusnya didengar oleh Istana ketika hendak memutuskan calon Panglima TNI.
Dia menekankan, masukan dari Lemhannas seharusnya menjadi salah satu elemen penting dalam penetapan calon Panglima TNI sebelum dilaksanakannya uji kelayakan di DPR.
Proses penetapan calon Panglima TNI sepenuhnya berada di tangan presiden. Sedangkan DPR hanya memberikan masukan.
"Maka sudah seharusnya Lemhannas disertakan oleh presiden agar antisipasi kesiapan TNI masa pemilu sudah bisa disiapkan sedini mungkin. Kalau sekarang baru mau disiapkan, pasti nantinya rencana persiapan tidak ideal," imbuh Rizki.
Sebelumnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan, pensiunnya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, tidak ideal.
Sebab, pensiun Yudo dan Dudung mepet dengan kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Keduanya akan purnatugas pada November 2023.
Idealnya, menurut Andi, pergantian kedua pejabat itu dilakukan tiga bulan sebelum kampanye pemilu.
“Tidak ideal karena kedua pejabat bintang empat itu pensiun pada saat kampanye pemilu sudah terjadi, sudah dilakukan. Ya idealnya pergantiannya tiga bulan sebelum kampanye pemilu mulai karena kemudian harus terlibat dalam operasi pengamanan,” ujar Andi dalam acara forum komunikasi di Kantor Lemhannas, Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Oleh karena itu, Andi menyarankan agar Mabes TNI dan Mabes AD segera menyiapkan transisi kepemimpinan dari sekarang.
“Maka Mabes TNI dan Mabes AD sudah harus disiapkan mekanisme transisinya, sehingga operasi pengamanan terpadu yang nanti dilakukan oleh TNI-Polri tetap bisa berjalan pada saat transisi kepemimpinan ini dilakukan pada bulan November 2023,” kata Andi.
Adapun usia pensiun perwira tinggi TNI yaitu 58 tahun.
Merujuk aturan itu, usia Yudo akan memasuki 58 tahun pada 26 November 2023. Sementara Dudung bakal memasuki usia 58 tahun pada 19 November 2023.
Di sisi lain, kampanye Pemilu 2024 akan dimulai pada 28 November tahun ini.
https://nasional.kompas.com/read/2023/02/25/22064761/demokrat-tuding-istana-abaikan-masukan-lemhannas-soal-pensiun-panglima-tni