Kekhawatiran itu disampaikannya ketika melakukan pertemuan bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong dan Menhan Australia Richard Marles pada pekan ini.
Menurut Retno Marsudi, pertemuan itu memiliki arti yang sangat penting bagi Indonesia dan Australia.
Sebab, membahas isu strategis politik luar negeri serta pertahanan dan keamanan baik yang sifatnya bilateral maupun kawasan dan dunia. Termasuk, soal komitmen Indonesia-Australia pada pembebasan kawasan dari senjata nuklir.
"Indonesia sangat khawatir terhadap meningkatnya rivalitas di kawasan. Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menjadi konflik terbuka yang sangat berdampak terhadap kawasan," kata Retno Marsudi dikutip dari kanal Youtube MoFA Indonesia, Sabtu (11/2/2023).
Retno mengungkapkan, pihaknya terus mengajak Australia agar dapat bersama-sama menjadi positive force dalam menjaga kawasan indo-pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.
Di sisi lain, ia mengatakan, Indonesia menyampaikan kembali cara pandang soal Indo-Pasifik yang mengedepankan kerja sama inklusif di bidang ekonomi dan pembangunan.
Dalam kaitan itu, Indonesia menekankan pentingnya sinergi implementasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) yang akan menjadi salah satu pilar utama keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
"Harapannya, dengan kerja sama inklusif, ketegangan ini dapat diturunkan," ujar Retno Marsudi.
Hal kedua yang disampaikannya dalam pertemuan adalah pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982. Sehingga, laut menjadi kekuatan yang mendukung perdamaian dan kemakmuran.
Menurutnya, situasi kondusif juga harus diciptakan oleh semua pihak di Laut Tiongkok Selatan.
Retno lantas mengungkapkan, dalam pertemuan itu Indonesia menekankan pentingnya mengatasi tantangan maritim non-tradisional, khususnya human trafficking dan IUU fishing.
"Di sinilah pentingnya mekanisme kerja sama Kawasan, seperti Bali Process yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Australia," katanya.
Sementara itu, dalam pertemuan pekan ini, keduanya membahas dua agenda besar. Pertama, dinamika kawasan, yang antara lain membahas mengenai kompetisi major powers di kawasan, keamanan maritim, ASEAN, dan Pasifik.
Kedua adalah kerja sama bilateral, yang antara lain membahas ketahanan ekonomi, kerja sama keamanan siber, dan kebijakan pertahanan.
https://nasional.kompas.com/read/2023/02/11/18253411/menlu-ri-khawatir-meningkatnya-rivalitas-di-kawasan-indo-pasifik-dapat-jadi