Salin Artikel

Tragedi Kanjuruhan, Ketua Komisi X: Bantuan Pelayanan Saja Sudah Enggak Keurus

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengaku kaget mendengar kabar bahwa pemerintah belum menuntaskan kewajibannya untuk memulihkan keluarga korban pasca-tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.

"Tadi kita lihat update terakhir, ada skema bantuan pelayanan saja sudah enggak keurus, artinya mereka sudah sendirian pada hari ini," kata Huda ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (18/1/2023).

"Kehadiran pemerintah yang semestinya harus sampai tuntas pengobatannya, tahu-tahunya tidak terlaksana dengan baik," lanjut dia.

Hal itu disampaikan Huda usai rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Komisi X DPR bersama DPRD Kota Malang dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

Semestinya, ia menambahkan, pemerintah memberikan kompensasi baik kepada keluarga korban yang meninggal dunia, luka ringan maupun luka berat dalam tragedi tersebut.

Namun, dari yang ia dengar, bantuan yang dijanjikan tersebut belum tuntas dilaksanakan pemerintah.

"Pada aspek skema bantuan kemanusiaan, karena ini kan kategori tragedi kemanusiaan," jelasnya.

Ia pun berharap persoalan ini dapat segera diselesaikan. Politikus PKB itu mengaku tak ingin persoalan bantuan sosial maupun kesehatan yang seharusnya diterima keluarga korban tertunda bahkan terputus.

"Kita berharap pokoknya jangan sampai ini terlunta-lunta, enggak tertangani dengan baik. Jadi skema bantuan, baik sosial dan bantuan kesehatan harus tuntas, dan ini sesuatu yang semestinya sudah selesai enggak perlu ada beginian," ungkapnya.

Sebelumnya, dalam RDPU Komisi X DPR, Anggota DPRD Kota Malang Arief Wahyudi membawa aspirasi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

Politisi PKB itu mengatakan, keluarga korban sejatinya sudah mendapatkan perawatan traumatik dari rumah sakit.

Bahkan, lanjut dia, korban itu sudah diizinkan pulang.

"Tetapi ketika traumatik ini tidak ada pendampingan lebih jauh, maka saya khawatir ini akan merembet ke hal yang lain pula," jelasnya.

Di sisi lain, Arief mengungkapkan bahwa kondisi Kota Malang hingga kini tak baik-baik saja.

Menurutnya, masih ada aksi-aksi dari suporter Aremania yang menuntut keadilan dari negara atas Tragedi Kanjuruhan.

Dari Tragedi yang terjadi 1 Oktober 2022 itu, suporter Aremania dikatakan menggelar sejumlah aksi mulai dari demonstrasi hingga doa bersama.

"Dan itu pasti memacetkan jalan.

Kondisi tidak baik baik saja, namun demikian kami masih mampu, Aremania masih mampu mengendalikan diri untuk tidak mebuat kerusuhan-kerusuhan di kotanya sendiri, di kabupatennya sendiri," tutur Arief.

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/18/20244901/tragedi-kanjuruhan-ketua-komisi-x-bantuan-pelayanan-saja-sudah-enggak-keurus

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke