Salin Artikel

Berprestasi dalam Studi Lanjut, Para Pegawai Kementerian KP Diharapkan Jadi "Rising Star" Bidang Masing-masing

KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) mengapresiasi pegawai berprestasi yang melaksanakan studi di dalam dan luar negeri dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,9 hingga 4.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian KP, I Nyoman Radiarta mengatakan, SDM sangat penting sebagai penggerak organisasi di Kementerian KP.

Selain itu, kata dia, SDM unggul dan bertalenta global merupakan salah satu poin penting dalam arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

SDM juga merupakan kunci keberhasilan organisasi. Untuk menyiapkan SDM, Kementerian KP menyelenggarakan pendidikan, di samping juga pelatihan dan penyuluhan.

Nyoman berharap, para peserta tugas dan izin belajar dapat mengambil program studi yang relevan dengan yang dibutuhkan unit kerjanya.

"Selamat kepada bapak dan ibu yang sudah dapat predikat terbaik lulusan dalam dan luar negeri, dengan IPK tidak kurang dari 3,9, artinya nilai hampir sempurna, bahkan ada yang IPK 4 dan juga kelulusan kurang dari 2 tahun,” ujar Nyoman, dikutip dari keterangan persnya, Jumat (9/12/2022).

Dia mengatakan itu saat pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelenggaraan Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian KP di Bogor pada Selasa (7/12/2022) hingga Jumat (9/12/2022) di Jawa Barat.

Pegawai yang menjadi peserta didik juga diharapkan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing serta mengikuti aturan-aturan, termasuk dalam pemilihan perguruan tingginya.

Nyoman berharap, dari program pendidikan lanjut menghasilkan para rising stars dari masing-masing unit eselon I yang selanjutnya berkontribusi dalam mendukung program prioritas Kementerian KP melalui bidangnya masing-masing.

Ia juga berharap, rakor tersebut dapat menjadi wadah untuk mendiskusikan persoalan-persoalan tugas dan izin belajar, baik dengan internal Kementerian KP maupun dengan para mitra, seperti dari perguruan tinggi.

“Dengan begitu, dapat dilakukan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam tugas dan izin belajar,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (9/12/2022).

Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan BRSDM Bambang Suprakto juga berharap, rakor tersebut dapat mencapai tujuan.

Tujuan yang dimaksud, yakni memonitoring dan mengevaluasi penyelenggaraan tugas belajar, menyamakan persepsi terhadap berbagai permasalahan, serta mengapresiasi lulusan peserta tugas belajar terbaik sehingga diperoleh peningkatan kualitas pelaksanaan tugas dan izin belajar.

Dalam berbagai pemberitaan sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan, SDM yang berintegritas, produktif, kreatif, dan inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi berkelanjutan merupakan kunci utama dalam percepatan pembangunan kelautan dan perikanan.

Menurutnya, SDM tangguh sangat diperlukan dalam mendukung program-program prioritas Kementerian KP.

Adapun penghargaan Kementerian KP diberikan kepada pegawai yang menyelesaikan masa studi lebih cepat dengan raihan PK 3,9 hingga 4.

Sebanyak tiga pegawai yang menjadi peserta tugas belajar luar negeri dan lima pegawai yang menjadi peserta tugas belajar dalam negeri.

Lulusan luar negeri terbaik pertama diraih Maulana Firdaus dari BRSDM dengan IPK 4.00 pada jenjang S-3 Resources and Environment Mariculture Management di Tokyo University of Agriculture dengan masa studi 2 tahun 11 bulan.

Pegawai terbaik kedua diraih Kristina Resmi Setiani dari Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan BRSDM dengan IPK 3.96 pada jenjang S2 Environmental Science and Management di University of Rhode Island Amerika Serikat dengan masa studi 1 tahun 11 bulan.

Kemudian, lulusan terbaik ketiga diraih Restya Rahmaniar dari Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut dengan IPK 3.87 pada jenjang S2 Environmental and Natural Science Economics di University of Rhode Island Amerika Serikat dengan masa studi 1 tahun 8 bulan.

Sementara itu, lulusan dalam negeri terbaik pertama diraih Miko Novri Amandra dari Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dengan IPK 3.97 pada jenjang S2 Ilmu Ekonomi di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan masa studi 1 tahun 9 bulan.

Lulusan terbaik kedua diraih Guno Gumelar dari Balai Perikanan Budi Daya Air Payau Takalar, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan IPK 3.97 pada jenjang S2 Ilmu Perikanan di Universitas Hasanuddin dengan masa studi 1 tahun 11 bulan.

Lulusan terbaik ketiga diraih Indrihastuti Sulistianingtiyas dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan BRSDM dengan IPK 3.93 pada jenjang S2 Manajemen Universitas Diponegoro dengan masa studi 1 tahun 9 bulan.

Kemudian, lulusan terbaik keempat diraih Zaki Muhammad Wijaya dari Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Surabaya, Badan KIPM dengan IPK 3.9 pada jenjang S2 Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember dengan masa studi 1 tahun 11 bulan.

Lulusan terbaik kelima diraih Indriatmoko dari Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan BRSDM dengan IPK 3.9 pada jenjang S2 Biologi Institut Teknologi Bandung dengan masa studi 2 tahun.

Adapun para mitra perguruan tinggi yang hadir, antara lain IPB, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Negeri Sebelas Maret.

https://nasional.kompas.com/read/2022/12/09/12383741/berprestasi-dalam-studi-lanjut-para-pegawai-kementerian-kp-diharapkan-jadi

Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke