JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan adanya temuan tiga anak positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh di Kabupaten Pidie, Aceh.
Ketua Tim Kerja Surveilans Imunisasi dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Kemenkes Endang Budi Hastuti mengatakan, ketiganya tercatat tidak melengkapi vaksinasi polio, utamanya vaksin inactive polio vaccine/IPV.
Sebanyak dua orang anak di antaranya baru mendapat Oral Polio Vaccine/OPV. Sedangkan satu orang sisanya, tidak pernah mendapat vaksinasi polio hingga saat ini berusia 5 tahun.
"Tiga anak ini yang terdeteksi virus, dua anak (usia) 1 tahun 11 bulan status vaksinasinya sudah lengkap. OPV tapi belum IPV. Anak usia 5 tahun status vaksin tidak lengkap," kata Endang dalam diskusi media secara daring di Jakarta, Jumat, (25/11/2022).
Endang mengungkapkan, ketiga anak tersebut tidak masuk dalam kategori kasus polio mengingat ada beberapa hal yang tidak terpenuhi. Meskipun dalam fesesnya atau tinjanya positif virus polio, ketiganya tidak memiliki keluhan apa pun.
Hal ini berbeda dari satu kasus polio yang pertama kali ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh. Anak usia 7 tahun itu sudah mengalami lumpuh layuh atau tidak bisa jalan.
Kendati begitu, ketiga anak dengan virus polio di tinjanya terbukti tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan baik.
"Kondisi tidak ada keluhan tapi PHBS masih kurang karena mereka (anak usia 1 tahun 11 bulan) pakai popok sekali pakai, tiga kali sehari, dibuang di sungai," ucap Endang.
"Anak usia 5 tahun kondisinya tidak ada keluhan, tapi PHBS-nya, buang air besarnya kadang di WC umum, kadang di kebun. Kurang PHBS-nya," tutur Endang.
Endang menyebutkan, virus polio dalam tinja ketiga anak tersebut ditemukan usai Kemenkes mengambil sampel tinja sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO).
Pengambilan sampel untuk diteliti diperlukan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi adanya transmisi dari lingkungan sekitar. Diketahui, tiga anak ini memang satu wilayah dengan satu orang pasien yang sudah ditetapkan polio sejak awal kasus.
"Tujuannya untuk mengidentifikasi transmisi lingkungan sekitar di masyarakat atau komunitas. Jadi memang kemarin diambil (sampel) anak yang sehat, tanpa ada gejala lumpuh layuh tapi ada di desa yang sama," ungkap Endang.
Sebelumnya diberitakan, tiga orang anak ini disebut positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh. Hal ini ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut anak usia di bawah 5 tahun yang tinggal di sekitar kasus polio pada awal november lalu.
Pemeriksaan tinja melalui Targeted Healthy Stools Sampling sesuai dengan rekomendasi WHO.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril mengatakan, ketiga anak tersebut tidak dimasukkan dalam kriteria kasus karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak.
Di sisi lain, upaya pemantauan terus dilakukan, termasuk upaya skrining dari rumah ke rumah, untuk memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan.
Lebih lanjut Syahril menuturkan, penyakit Polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan yang belum ada obatnya.
Akan tetapi, kondisi ini dapat dicegah dengan mudah melalui imunisasi polio lengkap baik imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV.
“Oleh karena itu, kita harus lindungi masa depan anak anak kita dengan berikan vaksinasi imunisasi polio lengkap” jelas Syahril.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/25/18200731/3-anak-di-aceh-positif-virus-polio-tercatat-belum-vaksinasi-lengkap