JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, pemilihan umum (pemilu) di Indonesia memburuk setelah pemilihan kepala daerah (pilkada) dilakukan secara langsung.
Menurut Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, pemilihan kepala daerah oleh rakyat mendorong para kandidat berbuat segala hal demi meraup suara, termasuk melakukan politik uang.
"Pemilu kita agak rusak setelah pilkada secara langsung, karena kompetisinya semua hal, maka money politics menjadi sangat dominan," kata Cak Imin di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Cak Imin menuturkan, praktik politik uang yang terjadi tidak hanya menyasar para pemilih secara langsung tetapi juga pada proses penghitungan suara.
Ia menyebutkan, praktik itu semakin subur di daerah-daerah terpencil yang tak terjangkau oleh pengawasan publik.
"Saya melihat ada pemilihan gubernur satu suara dihargai sampai Rp 500.000, sebegitu mahalkah pemilihan umum yang kita kelola," ujar wakil ketua DPR tersebut.
Ia mengatakan, praktik politik uang itu pada akhirnya merusak sistem sehingga pemilihan umum dipenuhi oleh kecurangan, manipulasi, serta penghitungan yang tidak sesuai dengan hasil pencoblosan.
"Kalau sudah terjadi transaksi pemilihan dengan angka uang yang begitu besar, berarti hasil pemilihan pasti jorok, hasil pemilihan pasti korup, hasil pemilihan pasti akan mengembalikan uang mahal yang dijual untuk kepentingan suara," kata dia.
Cak Imin pun menegaskan, semua pihak termasuk partai politik wajib untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
PKB pun telah meluncurkan Lembaga Saksi Pemenangan Nasional yang akan bertugas memastikan suara pemilih tidak dimanipulasi pada penghitungan di tempat pemungutan suara (TPS) maupun tingkat di atasnya.
"Apa yang Anda semua siapkan, Lembaga Saksi Pemenangan Nasional ini akan berkontribusi bukan hanya kepada PKB tapi berkontribusi kepada sistem pemilihan umum yang demokratis, yang melahirkan pemerintahan yang baik," kata Cak Imin.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/21/16404921/cak-imin-pemilu-kita-agak-rusak-setelah-pilkada-langsung