Salin Artikel

Sekali Lagi, Pandemi Corona Belum Jadi Endemi!

Sejak Selasa, kasus aktif bertambah, usai sehari sebelumnya berkurang 700 pasien, pada periode tersebut kemudian dilaporkan 1.230 kasus aktif baru, sehingga totalnya mencapai 19.915.

Kenaikan ini dilaporkan tepat usai pemerintah empat hari sebelumnya mengumumkan Indonesia 'kemasukan' Omicron XBB. Subvarian baru yang memicu lonjakan kasus di Singapura.

Adapun pasien Omicron XBB yang pertama kali teridentifikasi merupakan wanita 29 tahun asal Surabaya yang sebelumnya juga melakukan perjalanan ke Singapura.

Jika dilihat, tren kenaikan Covid-19 pekan ini, relatif signifikan dibandingkan pekan lalu. Pada periode 15-21 Oktober, tercatat 13.325 kasus Covid-19 mingguan, sementara periode 23-28 Oktober, bertambah 17.575 pasien dalam sepekan.

Selain itu, yang harus kita waspadai, tren angka kematian Covid-19 juga kembali naik, melampaui 20 orang per hari selama lima hari terakhir, sejak 24 Oktober.

Pada periode 15-21 Oktober, ada 117 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19, sementara pekan selanjutnya per 24-28 Oktober, meningkat berada di 146 kasus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menekankan belum bisa memastikan keterkaitan naiknya kasus Covid-19 dengan Omicron XBB.

Pasalnya, baru ada empat kasus yang ditemukan sehingga belum bisa disimpulkan apakah Omicron XBB sudah mendominasi.

Namun diwanti-wanti agar tak terjadi ledakan pada Februari mendatang, sebagaimana di pertengahan 2022 dan awal 2022.

Pun demikian, merujuk riset maha data yang peneliti lakukan untuk melahirkan simulasi statistik berbasis Kalman filter algorithm, seluruh angka di atas relevan.

Sebab, estimasi reproduction number (RO) di atas 1, tepatnya 1,21 (RO adalah jumlah kasus baru yang tertular dari satu kasus infektif pada populasi/pertumbuhan kasus eksponansial untuk menunjukkan potensi besarnya pandemi).

Dengan demikian, sekali lagi, pandemi belum reda! Lihat data olahan penulis di bawah ini:

Walaupun masih kira-kira 1/3 CFR di saat gelombang Covid-19 varian delta tahun lalu. Namun masih ada tren naik.

Tren serupa pada RO, angkanya mendekati gelombang Covid-19 varian delta pertengahan tahun lalu yang sangat dahsyat.

Padahal jika dilihat dari akhir April sampai awal Juni 2022, kasus infeksi baru terus memperlihatkan tren penurunan.

Karena itu, walau sekarang alarm menyalak, namun kondisi sebelumnya memang mendukung pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Namun, itu tadi, Covid-19 kembali menunjukkan kenaikan kasus aktif dan membuka kembali kemungkinan terjadinya gelombang ke-4 di Indonesia sebagaimana penulis wanti-wanti di kolom ini: Analisa Data: Kemungkinan Gelombang ke-4 Pandemi Covid-19

Jangan pernah lupakan pula bahwa berdasarkan studi-studi sebelumnya melaporkan bahwa varian Omicron memiliki tingkat kematian 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan flu yang biasanya terjadi.

Berdasarkan hal tersebut, tentu sangat tidak wajar jika kita menganggap Covid-19 sudah seperti flu biasa.

Sewajarnyalah kita sebagai individu sadar bahwa kesehatan tetap menjadi prioritas di saat semakin longgarnya pembatasan.

Kita sadar betul bahwa pemulihan kegiatan harus dilakukan di semua sektor kehidupan, baik dalam hal pendidikan, kegiatan perkantoran, kegiatan budaya dan kemasyarakatan, kegiatan ekonomi, dan lain sebagainya. Namun, masyarakat harus peka dan tetap mau menjalankan protokol kesehatan.

Antisipasi ledakan

Bagaimana agar pada akhir 2022 dan seterusnya ini kita nyaman beraktivitas? Tidak ada yang lain selain melakukan protokol kesehatan.

Kewaspadaan kita dengan memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumuman, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak (5M) harus tetap dilakukan.

Inilah cara kita untuk mendukung pemulihan pasca-Covid-19 dengan tetap memprioritaskan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. 5M harus terus menjadi bagian dari diri kita sendiri.

Di Indonesia peran pemerintah dalam mendorong vaksinasi terhadap infeksi Covid-19 besar sekali. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses lokasi vaksinasi gratis.

Dimulai Januari 2021 sampai saat ini, pemerintah sangat aktif menggalakkan vaksinasi dan berulang-ulang kali mendorong masyakarat untuk ikut berpartisipasi.

Jika kita ingat lagi, sepertinya baru beberapa bulan yang lewat, syarat mengunjungi tempat-tempat keramaian harus sudah vaksinasi dosis 2. Namun, saat ini syaratnya sudah bertambah, yaitu harus memperoleh booster vaksin 1 kali.

Situasi saat ini menjadi tanggung jawab kita bersama, tidak hanya pemerintah. Pemulihan pasca-Covid-19 dapat cepat dilakukan secara terus-menerus jika kita sebagai masyarakat juga mau bekerja sama.

Mengikuti pernyataan Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani, Pertama, “Fasilitas kesehatan harus lebih siap, karena kita tengah menghadapi berbagai permasalahan kesehatan. Upaya pemerintah berkaitan dengan infrastruktur medis, termasuk tenaga kesehatan harus optimal di seluruh daerah."

Kedua, “Karena berdasarkan laporan, penularan varian XBB sangat cepat. Untuk itu, protokol kesehatan harus lebih ditingkatkan demi menjaga diri dan keluarga dari bahaya penularan Covid.”

Ketiga, “Kewaspadaan terhadap Covid-19 jangan pernah kendur. Kita tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan sekalipun saat ini kondisi pandemi Covid-19 sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.”

Hemat penulis, bila pemerintah dan masyarakat bahu membahu menjalankan ketiga hal ini, mungkin akan bisa menekan dampak merebaknya pandemi.

Akhir kata, kita tetap tenang dan tidak parno dengan varian apapun ke depan. Selama saat ini dan seterusnya kita bersama-sama taat prokes dan saling peduli kesehatan komunal, agar alarm pandemi tak terus berdenyut, tapi justru terus pudar pelan dan akhirnya tak kedengaran.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/31/15410001/sekali-lagi-pandemi-corona-belum-jadi-endemi

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke