Salin Artikel

Usut Dugaan Suap Lukas Enembe, KPK Dalami Distribusi Penggunaan APBD Papua

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami distribusi penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua terkait dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat gubernurnya, Lukas Enembe.

Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara KPK Ipi Maryati mengatakan, pendalaman ini dilakukan dalam pemeriksaan terhadap Bendahara Pengeluaran Pembantu Kepala Daerah Provinsi Papua, Dius Enumbi.

“Yang bersangkutan hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dengan distribusi penggunaan APBD,” kata Ipi dalam pesan tertulisnya kepada wartawan, Kamis (20/10/2022).

Sedianya, tim penyidik juga akan memeriksa pegawai honorer Bendahara Pembantu Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Provinsi Papua, Nopiles Gombo kemarin.

Namun, Nopiles tidak hadir. Penyidik kemudian menjadwalkan ulang pemeriksaan.

Lukas Enembe telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi terkait APBD Provinsi Papua pada awal September lalu.

Ia telah dijadwalkan menjalani pemeriksaan sebanyak dua kali yakni, 12 September sebagai saksi dan 26 September sebagai tersangka. Namun, Lukas absen dengan alasan masih sakit.

Hingga saat ini, KPK belum berhasil memeriksa Lukas. Kuasa hukumnya dan KPK sempat berbeda terkait pemeriksaan kondisi kesehatan Lukas.

KPK akhirnya memutuskan akan mengirim tim dokter independen dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memeriksa Lukas di Jayapura.

Sementara itu, situasi di Jayapura sempat memanas pasca Lukas ditetapkan sebagai tersangka. Massa yang mendukung Lukas turun ke jalan melakukan demonstrasi. Mereka juga berjaga di kediaman Lukas dan melarang tokoha dat mereka itu keluar rumah.

Meski demikian, proses penyidikan terus berlanjut. KPK memeriksa sejumlah saksi mulai dari penyedia jasa layanan pesawat terbang, pejabat Pemprov Papua, hingga istri dan anak Lukas.

Namun, istri dan anak Lukas menolak diperiksa dengan alasan masih memiliki hubungan keluarga.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/20/13555941/usut-dugaan-suap-lukas-enembe-kpk-dalami-distribusi-penggunaan-apbd-papua

Terkini Lainnya

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke