Zainudin Amali mengungkapkan, nantinya SOP kesehatan tersebut harus dipatuhi oleh semua tim dan penyelenggara pertandingan sepak bola.
“SOP penanganan kesehatan yang dikaitkan dengan pengamanan yang kita sadari selama ini masih jadi kekurangan kita,” kata Zainudin Amali dalam konferensi pers dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (6/10/2022).
“Jadi, standarnya oleh teman-teman Kementerian Kesehatan akan segera (dibuat) dan oleh PSSI akan disosialisasikan. Jadi, setiap penyelenggaraan pertandingan harus ada itu,” ujarnya lagi.
Menurutnya, keputusan itu diambil usai menggelar rapat koordinasi evaluasi penyelenggaraan sepak bola Tanah Air buntut insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 131 penonton.
Zainudin Amali mengungkapkan, SOP tersebut diperlukan agar penyelenggara dapat memenuhi fasilitas kesehatan tiap gelaran pertandingan.
Oleh karenanya, jika terjadi insiden tertentu, penyelenggara dapat memberikan bantuan kesehatan yang optimal.
“Harus ada persyaratan minimum yang disediakan di setiap tempat. Sehingga, begitu ada insiden penanganannya langsung bisa di tempat dengan apa yang sudah tersedia,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan PSSI diberi pekerjaan rumah untuk mensosialisasikan aturan FIFA dan aturan PSSI terkait pengamanan pertandingan.
Menurutnya, sosialisasi tak hanya akan disampaikan untuk Polri, tapi juga pemerintah daerah (pemda) sebagai pemilik stadion pertandingan.
“Sehingga semua tahu apa yang boleh, dan tidak boleh. Itu semua akan dibuat dan disosialisasikan,” ucapnya.
Terakhir, Zainudin Amali meminta kerja sama semua elemen suporter klub sepak bola Tanah Air untuk menciptakan kondusifitas.
Dalam pandangannya, komitmen para suporter untuk tak saling memprovokasi dalam tiap laga sepak bola dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kerusuhan.
“Kita tidak ingin menempatkan, memposisikan suporter hanya sebagai konsumen. Tapi mereka bagian ekosistem sepak bola nasional,” katanya.
Insiden bermula dari para suporter yang memasuki lapangan karena diduga tak puas dengan hasil pertandingan usai Arema Malang menelan kekalahan dari Persebaya Surabaya.
Aparat kepolisian lantas menembakan gas air mata untuk meredam situasi.
Namun, hal itu diduga menyebabkan kepanikan massal yang membuat para penonton berdesakan, dan terinjak-injak ketika mencari pintu keluar.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) lalu membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut insiden tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/06/18401791/menpora-sebut-kemenkes-tengah-susun-sop-penanganan-kesehatan-di-pertandingan