Salin Artikel

Dugaan Pemerkosaan Putri Candrawathi di Magelang Dinilai Tak Masuk Akal

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa di Magelang, Jawa Tengah yang diduga melatarbelakangi kemarahan mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo hingga kemudian memerintahkan agar mantan anak buahnya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, dieksekusi hingga kini masih belum jelas. 

Berdasarkan pengakuan Putri Candrawathi kepada Komnas Perempuan, dirinya mengalami dugaan tindak kekerasan seksual oleh Brigadir J di rumah Magelang pada 7 Juli, atau sehari sebelum J ditembak Richard Eliezer atau Bharada E atas perintah Sambo.

“Yang disampaikan kepada kami yang terjadi di Magelang adalah perkosaan,” kata Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi dalam program acara News Update Live Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Ia mengklaim, bukan perkara mudah menggali keterangan Putri. Pada pertemuan pertama dan kedua, Putri hanya menangis tanpa suara dan hanya mengangguk saat menjawab pertanyaan. 

Informasi mengenai dugaan perkosaan itu diketahui pada pertemuan ketiga dan keempat pada 21 dan 23 Agustus 2022, setelah Putri didampingi oleh psikolog, keluarga dan pendetanya. 

Saat menceritakan peristiwa di Magelang, ia menyebut, tangan Putri menggenggam kencang, memijat jarinya sendiri dengan keras, serta luapan emosi dan gestur seperti menangis.

“Dalam menyampaikan peristiwa kekerasan seksual di Magelang, P (Putri) menunjukkan indikasi trauma korban,” ujar Aminah.

Ia menambahkan, kesimpulan dugaan terjadinya perkosaan itu berdasarkan pada tiga hal yakni, keterangan Putri dan asisten rumah tangganya bernama Susi, kesesuaian keterangan asisten rumah tangganya yang lainnya bernama Kuat Ma’ruf dengan kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak.

Namun untuk memperkuat dugaan itu, Komnas Perempuan merekomendasikan agar penyidik mendalami dugaan kasus pemerkosaan di Magelang.

“Untuk pengumpulan bukti menjadi tugas dari kepolisian,” kata Aminah saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/9/2022).

Meski demikian, bukan perkara mudah untuk mengungkap dugaan ini. Sebab, menurut Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi tidak ada CCTV di rumah tersebut.

"Tidak ada CCTV di rumah Magelang," kata Andi kepada wartawan, Sabtu (3/9/2022).

Tak masuk akal

Sementara itu, aktivis yang menginisiasi gerakan 3.000 lilin untuk Brigadir J, Irma Hutabarat menilai dugaan perkosaan itu tidak logis.

Menurutnya, dugaan itu mengabaikan adanya relasi kuasa antara Putri atas Brigadir J di rumah Sambo, seorang jenderal polisi bintang dua.

Selain itu, Brigadir J yang juga berasal dari keluarga Batak yang sangat menghargai perempuan dan ibu.

“Tidak masuk akal, baik dari sisi relasi kuasa maupun karakter Yosua yang kerap dilupakan,” kata Irma saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/9/2022).

Ia menduga, narasi pemerkosaan yang baru berkembang beberapa waktu terakhir merupakan skenario lain Sambo.

Sebagaimana diketahui, jenderal bintang dua itu sempat membangun sejumlah rekayasa seperti narasi tembak menembak Bharada E dengan Brigadir J, dugaan pelecehan di rumah dinas Duren Tiga, hingga menghilangkan barang bukti.

Menurut Irma, Sambo dan istrinya masih leluasa membangun skenario dan rekayasa terkait kematian Yosua.

“Sambo dan PC (Putri Candrawathi) bisa bebas merekayasa skenario dan menjalankan pengalihan isu karena (Putri) tak ditahan,” ujar Irma.

Sementara itu, kandidat doktor bidang Kriminologi Australian National University, Leopold Sudaryono turut mengamini Irma. Ia menduga tidak ada pemerkosaan terhadap Putri sebagaimana narasi yang berkembang.

Namun, ia menduga, ada hubungan khusus yang bersifat konsensual antara keduanya. Hal itu terlihat saat Yosua meminta Putri memerintahkan ajudannya yang lain, Brigadir Ricky Rizal menyerahkan senjatanya yang disita pasca keributan di Magelang.

“Saya meyakini tidak ada kekerasan seksual oleh seorang brigadir ataupun pembantu terhadap Bu PC (Putri Candrawathi). Hubungan khusus yang ada bersifat konsensual,” kata Leo.

Namun, hubungan khusus itu tidak diketahui semua ajudan, asisten rumah tangga, maupun sopirnya. Karena itu, mereka menjadi emosi saat Brigadir J menggendong Putri dan berdua di dalam kamar di Magelang.

“Saat mereka melihat dua indikasi di mana J mendekati secara fisik (berusaha membopong) dan di kamar berduaan, mereka marah dan mengancam,” tutur Leo.

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/05/07502001/dugaan-pemerkosaan-putri-candrawathi-di-magelang-dinilai-tak-masuk-akal

Terkini Lainnya

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke