Salin Artikel

Epidemiolog: Terlalu Dini Subvarian Omicron BA.4.6 Bisa Ciptakan Gelombang Baru Covid-19

Dicky menyebut, meski penularannya relatif lebih cepat dibanding subvarian sebelumnya, yakni BA.5 dan BA.2.75, belum ada bukti varian baru ini akan menimbulkan penyakit lebih berat, menghindar dari imunitas, atau resisten terhadap vaksin.

"Terlalu dini kalau kita sebut ini akhirnya akan menjadi potensi gelombang berikutnya. Walaupun dia punya potensi (penularan lebih cepat), tetapi kita masih harus menunggu data lebih solid," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

Dicky mengungkapkan, prediksi ini mengacu pada pengalaman dari varian sebelumnya, yakni BA.2.75.

Saat subvarian BA.2.75 muncul, banyak pihak berpendapat bahwa BA.2.75 akan mendominasi kasus Covid-19 di dunia karena cepatnya penularan.

Namun nyatanya, kasus Covid-19, termasuk di Indonesia masih didominasi oleh subvarian BA.5.

"(Kasus BA.2.75 di beberapa wilayah) ada yang terlihat meningkat tapi secara umum ternyata belum bisa mengalahkan dominasi BA.5, yang saat ini yang menjadi faktor kontributor perburukan gelombang di dunia atau di semua negara," ucap Dicky.

Kendati begitu, kata Dicky, kecepatan penularan subvarian baru perlu menjadi perhatian bersama.

Berdasarkan informasi The Centre for Medical Genomics at di Rumah Sakit Ramathibodi Thailand, penularan BA.4.6 mencapai 15 persen lebih menular daripada BA.5 di dunia secara umum.

BA.4.6 juga 12 persen lebih mudah menular dibanding BA.2.75 di dunia secara umum, bahkan dapat sampai 53 persen lebih mudah menular dari BA.2.75 di Asia.

"Kita tahu BA.5 saja sudah melebihi subvarian atau variant of concern sebelumnya. Kehadiran BA.4.6 yang pertama atau baru terlihat yang jelas memang terlihat di kecepatannya, kecepatan penularan, bahkan lebih dari BA.2.75 yang sebelumnya juga diprediksi cepat," ucap dia.

Di sisi lain, dia tidak memungkiri, munculnya BA.4.6 kemungkinan akan membawa masalah baru, yakni bisa menginfeksi kembali (reinfeksi) masyarakat yang sudah terinfeksi BA.5.

"Artinya turunan dari subvarian Omicron seperti BA.5 atau BA.4.6 ini menjadi masalah ya karena itu, orang yang sudah terinfeksi benar-benar enggak punya proteksi lama. Oleh karena itu apapun subvarian dan varian-nya kita harus mengejar cakupan vaksinasi booster," kata Dicky.

Adapun BA.4.6 sudah menyebar di 43 negara.

Berdasarkan laporan Centres for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, 4.1 persen kasus Covid-19 di negara itu merupakan varian baru. Data ini diambil sampai tanggal 30 Juli 2022.

Persentase kasus di negara-negara bahkan lebih tinggi lagi. Jika persentase kasus Covid-19 secara nasional mencapai 4,1 persen, persentase di empat negara bagian mencapai 10,7 persen.

Empat negara bagian itu yakni Iowa, Kansas, Missouri, dan Nebraska. Di daerah mid-Atlantic dan di Selatan juga lebih tinggi dari rata-rata nasional.

"Dilaporkan sudah ada setidaknya 5.681 sampel BA.4.6 dalam 3 bulan terakhir ini, dan juga sudah dimasukkan dalam database dari GISAID (Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data) yang sudah kita kenal luas," kata Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama.

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/10/15413431/epidemiolog-terlalu-dini-subvarian-omicron-ba46-bisa-ciptakan-gelombang-baru

Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke