Salin Artikel

Soal Spanduk Jenderal Andika Berkaus PKI, Anggota DPR: Harus Diusut Tuntas Siapa yang Memasang

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Dave Laksono meminta agar penyebar spanduk bergambar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berkaus palu arit, lambang Partai Komunis Indonesia (PKI), diungkap.

Ia pun meminta agar persoalan ini dapat diusut baik oleh Polri maupun TNI.

"Harus diusut, siapa yang memasang, mereka itu siapa, tujuannya apa," kata Dave saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Menurut politikus Partai Golkar itu, Polisi Militer atau POM TNI dapat berkoordinasi dengan Polri untuk mengungkap siapa pihak yang menyebarkan spanduk tersebut.

Pengusutan persoalan ini dinilai merupakan hal yang penting karena ia menganggap hal itu telah mendiskreditkan Panglima.

"Ini dijadikan komoditas politik oleh sekelompok orang agar mendiskreditkan Panglima," ujarnya.

Di samping itu, ia juga beranggapan bahwa penyebaran spanduk tersebut merupakan sebuah upaya pembunuhan karakter terhadap Andika. Oleh karenanya, pengusutan secara tuntas diperlukan.

"Saya meminta untuk diusut. Karena hal tersebut adalah karakter assassination (pembunuhan karakter) kepada Jenderal Andika," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, spanduk bergambar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berkaus PKI dipasang di Tanah Abang dan Menteng, Jakarta Pusat.

Di Tanah Abang, spanduk provokatif tersebut sempat dipasang di depan Kantor Kelurahan Gelora. Foto spanduk itu kemudian sempat viral di media sosial.

Diketahui, spanduk itu bertebaran setelah tak beberapa lama, Panglima Andika mencabut ketentuan larangan keturunan PKI mengikuti seleksi prajurit TNI.

https://nasional.kompas.com/read/2022/04/06/13424151/soal-spanduk-jenderal-andika-berkaus-pki-anggota-dpr-harus-diusut-tuntas

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke