Salin Artikel

Fakta Seputar Subvarian Omicron BA.2: Terdeteksi di 19 Provinsi, Lebih Cepat Menular hingga Kurangi Efektivitas Vaksin

JAKARTA, KOMPAS.com - Percepatan vaksinasi Covid-19 diharapkan dapat menekan tingkat kematian akibat Covid-19, terutama bagi mereka kelompok lanjut usia atau lansia yang terpapar varian Omicron. 

Terlebih, setelah 668 kasus subvarian Omicron BA.2 terdeteksi di Indonesia yang telah tersebar di 19 provinsi di Tanah Air. Sebabnya, varian ini diyakini lebih cepat menular dibandingkan subvarian Omicron lainnya, yakni BA.1 dan BA.1.1.

Walaupun pada saat ini subvarian Omicron BA.1 masih mendominasi kasus penularan Omicron di Tanah Air, yakni sebanyak 5.610 kasus. Disusul kemudian oleh subvarian BA.1.1 sebanyak 1.995 kasus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebaran varian BA.2 saat ini telah mengakibatkan lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara, seperti Hong Kong, Korea Selatan, dan Inggris.

"Khususnya di Hong Kong ada tingkat kematian yang tinggi, di tiga negara ini karena ada subvarian baru BA.2," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual terkait hasil ratas evaluasi PPKM, Senin (14/3/2022).

Ia mengatakan, pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Hong Kong meningkat selama gelombang Omicron, karena cakupan vaksinasi dosis lengkap untuk lansia sangat rendah yaitu sekitar 26 persen.

Ia mengatakan, hampir seluruh kasus kematian akibat Covid-19 di Hong Kong terjadi pada kelompok lansia.

"Ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita nantinya," ucap dia.

Sederet fakta varian BA.2

Sejak 22 Februari 2022, Badan Kesehatan Dunia kembali menetapkan varian Omicron dan garis keturunannya sebagai varian of concern (VoC).

Hal itu berdasarkan data transmisi, keparahan penyakit, infeksi ulang, diagnostik, terapi, serta efektivitas terhadap vaksin Covid-19.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan berdasarkan hasil studi di Denmark dan Inggris, Subvarian Omicron BA.2 lebih cepat menular dibandingkan subvarian BA.1.

"Replikasi BA.2 lebih cepat dibandingkan BA.1 pada sel epitel manusia sehingga lebih cepat menular," kata Nadia dalam diskusi secara virtual, Kamis (17/3/2022).

Dari segi keparahan, jumlah pasien Covid-19 dari subvarian Omicron BA.2 yang dirawat di rumah sakit tidak jauh berbeda dari BA.1.

Adapun gejala yang dialami pasien yang terpapar BA.2 di antaranya adalah pilek, sakit tenggorokan dan badan terasa pegal.

Sementara, dari segi efikasi vaksin, BA.2 dapat mengurangi efektivitas vaksin Covid-19.

"Studi di Denmark, BA.2 memiliki karakteristik mengurangi efektivitas vaksin, tetapi tidak meningkatkan penularan pada individu yang sudah mendapatkan vaksinasi," ujarnya.

Selanjutnya, dari segi diagnosis, subvarian BA.2 bisa dideteksi dengan kit SNP (Single Nucleotide Polymorphism) dengan target del 69/70.

Namun, BA.2 tidak dapat dideteksi melalui metode SGTF (S-Gene Target Failure) dengan target 69/70.

Antisipasi pemerintah

Kemenkes mengatakan, tak menutup kemungkinan pemerintah kembali memperketat kegiatan masyarakat, apabila kasus Covid-19 meningkat akibat penularan BA.2.

"Kalau BA.2 terus meningkat, potensi peningkatan laju penularan juga bisa banyak ya, mungkin kita akan melakukan restriction sedikit di awal-awal bulan Ramadan supaya menjaga jangan sampai pada saat Idul Fitri kita risikonya terlalu besar," kata Nadia, Kamis.

Nadia mengatakan informasi seputar Subvarian Omicron BA.2 harus disampaikan kepada masyarakat agar tetap mewaspadai penularan virus.

"Kita ingin masyarakat tetap waspada tidak lengah, karena selalu terjadi adanya kemungkinan varian baru yang bisa mempengaruhi laju penularan," ujarnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/18/07543841/fakta-seputar-subvarian-omicron-ba2-terdeteksi-di-19-provinsi-lebih-cepat

Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke