"Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengawali dengan mengingatkan kembali pentingnya perkara trust atau kepercayaan dalam dunia bisnis dan finansial. Bahkan, kepercayaan masyarakat menjadi salah satu faktor kunci penentu perkembangan industri asuransi ke depan," kata Ma'ruf dalam sambutannya, dikutip dari keterangan video.
Ma'ruf menuturkan, kepercayaan itu berawal dari keterbukaan informasi dan kemudahan akses yang akan meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk dan manfaat asuransi.
Ia mengatakan, digitalisasi, transparansi, dan kemudahan akses juga akan semakin menarik minat masyarakat terhadap produk dan manfaat asuransi syariah.
Menurut Ma'ruf, di sinilah peran penting sumber daya manusia profesional agar memastikan bahwa kepercayaan merupakan pondasi dalam setiap proses bisnis perusahaan, khususnya dengan menghadirkan agen-agen yang kompeten dan jujur dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
"Tentu ini harus pula diikuti dengan pengelolaan dana investasi yang dapat dipertanggungjawabkan, agar trust terus terjaga, tidak hanya mengejar profit, tetapi juga akuntabel dalam situasi apapun, termasuk ketika pandemi seperti saat ini," ujar Ma'ruf.
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf bersyukur karena industri asuransi syariah mampu tetap tumbuh di tengah situasi pandemi.
Ia menyebutkan, pada akhir 2021, aset industri asuransi jiwa syariah mencapai Rp 589,8 triliun, sedangkat aset asuransi umum dan reasuransi syariah bila digabung masih kurang dari separuhnya, yakni Rp 212,4 triliun.
"Meskipun sementara ini masih didominasi asuransi jiwa syariah, sektor asuransi syariah secara umum tetap berpeluang besar berkembang di pasar dalam negeri," kata Ma'ruf.
Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia itu menambahkan, pada hakikatnya, asuransi jiwa syariah juga memilki keunggulan karena dapat mendorong prinsip tolong-menolog yang sudah lekat dalam budaya masyarakat Indones
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/09/14342321/buka-rapat-asosiasi-asuransi-syariah-wapres-tekankan-pentingnya-kepercayaan