Menurut Viryan, hal ini merupakan dampak dari masalah pemilu di Indonesia yang kompleks dan rumit.
"Peristiwa traumatik yang tidak boleh lagi terulang yaitu wafatnya saudara-saudara kita sebanyak 718 petugas pemilu serta ribuan petugas pemilu yang sakit. Ini baru di KPU. Bila ditambah dengan yang ada di Bawaslu, teman-teman partai politik, aparat keamanan, jumlahnya ribuan," ujar Viryan dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi II DPR, Jakarta, Selasa (15/2/2022).
Dampak lain akibat pemilu yang kompleks dan rumit, yaitu terbukanya potensi manipulasi atau kecurigaan di setiap pelaksanaan pemilu dan pemilihan.
Viryan yang merupakan calon petahana itu pun berpendapat, akar masalah pemilu di Indonesia yaitu minimnya perubahan manajemen pemilu dari tahun ke tahun.
Karena itu, berangkat dari visi dan misinya, Viryan pun mengatakan perlu ada langkah transformasi manajemen pemilu.
"Kami menawarkan 'Tri Strategi Gotong Royong'. Ada 27 langkah transformasi manajemen yang perlu kita lakukan dengan tiga kata kunci," kata dia.
Ketiga kata kunci itu adalah reformulasi, literasi, dan digitalisasi.
Viryan juga mengungkapkan program 100 hari yang perlu dilakukan KPU.
Program tersebut adalah redesain proses kerja di TPS, membangun peta digital pemilu indonesia dan KPU Mobile, serta vaksin demokrasi dan pemilu.
"Vaksin demokrasi guna mengokohkan demokrasi Pancasila. Ada sejumlah tim ahli yang nantinya menarasikan literasi demokrasi yang akan disosialisasikan secara masif dalam dua tahun ke depan," tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/15/18405051/calon-anggota-kpu-peristiwa-petugas-pemilu-meninggal-tak-boleh-terulang