Salin Artikel

Cegah Penularan Omicron, Satgas Covid-19 Tegaskan RI Bisa Belajar Dari 3 Negara Ini

KOMPAS.com – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Indonesia dapat belajar dari tiga negara untuk mencegah penularan Covid-19, terutama varian Omicron.

Adapun ketiga negara tersebut adalah Amerika Serikat (AS), Norwegia, dan Korea Selatan (Korsel). Ketiga negara ini telah memiliki tingkat vaksinasi dosis lengkap yang tinggi. Namun hal ini tidak menjamin masyarakatnya bisa terhindar dari penularan Covid-19.

"Ketiga negara itu merupakan negara yang melaporkan adanya kasus positif dan kematian cukup signifikan akibat Omicron," imbuh Wiku seperti yang dimuat dalam laman covid19.go.id, Kamis (23/11/2021).

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat, Kamis.

Pada kesempatan itu, Wiku menjelaskan, cakupan vaksinasi dosis lengkap di AS, Norwegia, dan Korsel melebihi persentase 60 persen. Namun nyatanya, kasus positif dan kematian tetap dapat meningkat.

“Seperti di AS, cakupan vaksinasi dosis lengkap mencapai 61 persen. Namun, tidak dibarengi pengaturan kegiatan masyarakat, mobilitas, dan perjalanan antar negara yang terus meningkat,” ujarnya.

Adanya kegiatan berkumpul di tempat umum maupun pemukiman selama periode thanksgiving dan menjelang Natal serta Tahun Baru (Nataru) diklaim menjadi penyebab meningkatnya penularan Covid-19.

Kegiatan tersebut diperparah dengan penggunaan masker yang sudah tidak menjadi kewajiban sejak lama dan pengawasan protokol kesehatan (prokes) juga tidak dilakukan dengan ketat.

“Selanjutnya, di Norwegia. Negara ini menjadi salah satu dari sekian negara di Eropa dengan kasus Omicron yang terus meningkat tajam,” ujar Wiku.

Padahal, lanjut dia, vaksin dosis lengkap di Norwegia telah mencapai 71,45 persen. Namun, masih muncul kasus positif yang dibarengi peningkatan jumlah kematian.

Menurut Wiku, kenaikan kasus positif di Norwegia akibat penularan Omicron yang meluas di masyarakat. Hal ini terjadi karena masifnya kegiatan pesta menjelang Nataru dan kegiatan belajar-mengajar di sekolah, serta pelonggaran penerapan prokes terutama kebebasan penggunaan masker.

“Ditambah lagi perjalanan dari dan ke sesama negara Eropa yang tinggi tidak dibarengi dengan peraturan ketat terhadap syarat perjalanan.

Selain itu, lanjut dia, tingginya kasus positif juga disebabkan letak geografis negara-negara tersebut yang berada dalam satu daratan.

Penyebab lainnya, yaitu tingginya ketergantungan antarnegara sehingga lebih sulit untuk menerapkan kebijakan perjalanan seperti testing dan karantina.

“Negara terakhir adalah Korsel. Korsel merupakan salah satu negara di Asia dengan vaksinasi dosis lengkap tertinggi yaitu mencapai lebih dari 80 persen populasi,” imbuh Wiku.

Meski capaian vaksinasi tinggi, sebut dia, hal itu tidak menghentikan masuknya varian Omicron dan kasus Covid-19 yang terus meningkat.

Bahkan tren kematian di Korsel juga meningkat. Hal ini disebabkan karena persiapan menuju endemi yang tidak dilakukan dengan baik.

“Padahal kasus di Korsel sempat menurun pada Oktober dan November 2021, seiring pembukaan bertahap pada aktivitas masyarakat,” ucap Wiku.

Pembukaan aktivitas masyarakat itu, kata dia, tidak dibarengi implementasi prokes di tempat umum. Justru malah jam operasional bar dan restoran serta tempat umum lainnya sudah tidak dibatasi.

Tidak ada solusi tunggal

Apabila berkaca dari tiga negara yang dijelaskan sebelumnya, Wiku mengatakan, tampak jelas tidak ada solusi tunggal dalam mencegah penularan Covid-19.

Terlebih jika masyarakatnya abai dalam mematuhi prokes, tentu saja potensi penularan akan tetap meningkat meski capaian vaksinasi tinggi.

"Vaksinasi yang tinggi jika tidak dibarengi pengaturan kegiatan masyarakat tidak akan maksimal mencegah penularan," ujar Wiku.

Ia menjelaskan, kondisi di Indonesia cukup berbeda karena kasus masih terkendali.

Meski kasus positif dan kematian terus menurun, tetapi cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia masih terbilang cukup rendah yaitu 39 persen dari total populasi.

“Oleh karenanya, jika melihat kondisi yang cukup mengkhawatirkan di berbagai negara lainnya, Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dan semaksimal mungkin mencegah potensi penularan,” imbuh Wiku.

Terlebih, lanjut dia, di Indonesia sudah ada delapan kasus Omicron. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia telah menerapkan kebijakan berlapis pada pelaku perjalanan internasional serta memasifkan testing dan tracing.

Tak hanya itu, Wiku mengatakan, Indonesia memiliki tugas besar untuk menjaga agar kasus di tidak meningkat.

“Ada tiga tantangan yang harus dihadapi, yaitu kasus yang sedang stabil rendah, aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal, serta masuknya varian Omicron yang diketahui lebih cepat penularannya,” ujarnya.

Guna mengantisipasi hal itu, Wiku meminta pemerintah daerah (pemda) terus memonitor perkembangan kasus. Apabila menunjukkan kenaikan agar segera ditindaklanjuti.

Selain memonitor, kata dia, pengawasan prokes penting dilakukan baik di fasilitas umum (fasum) hingga di tingkat pemukiman di desa atau kelurahan melalui Satgas posko.

"Saya minta kepada masyarakat yang saat ini masih berada di Indonesia dimohon menahan diri untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada keperluan mendesak," ucap Wiku.

Apabila harus bepergian ke luar negeri, setiap individu yang melaksanakan perjalanan wajib menerapkan dan mematuhi prokes 6M sesuai Surat Edaran (SE)Satgas Covid-19  Nomor 16 Tahun 2021.

Prokes 6M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/24/13084891/cegah-penularan-omicron-satgas-covid-19-tegaskan-ri-bisa-belajar-dari-3

Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke