Salin Artikel

Di Forum ASEAN-G7, Menlu Retno Soroti Kesenjangan Vaksin Negara Maju dan Berkembang

Dalam kesempatan itu ia menyoroti masih tingginya kesenjangan vaksinasi antara negara maju dan berkembang.

Melihat situasi tersebut, Retno mendorong negara-negara G7 ikut berperan mempersempit kesenjangan itu.

"Antara lain dengan memastikan kesetaraan akses dan memperkuat rantai pasok kesehatan global, termasuk melalui TRIPS waiver untuk mendukung produksi vaksin lokal dan solusi medis kritikal," kata Retno dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube MoFA Indonesia.

Retno juga menyinggung diskusi dalam pertemuan COVAX AMC-EG yang ia pimpin pekan lalu. Dalam diskusi tersebut disampaikan bahwa pencapaian vaksinasi global masih jauh dari target.

Negara-negara AMC baru menerima 505 juta dosis atau 53 persen dari target 2021 sebesar 950 juta dosis.

Adapun negara AMC adalah negara-negara yang akan memperoleh akses vaksin Covid-19 sebesar 20 persen dari populasi total negaranya.

Menurut Retno, hal ini disebabkan oleh 3 hal. Pertama, kelangkaan suplai karena ketidaksetaraan akses terhadap produksi dan distribusi vaksin.

Kedua, kurangnya kapasitas penyerapan negara-negara penerima, dan terakhir masa kadaluwarsa vaksin yang singkat.

"Namun, berita baiknya adalah COVAX AMC telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 10,9 miliar dollar Amerika Serikat atau 17 persen lebih banyak dibanding target 2021 yang sebesar 9,3 miliar dollar AS," ujar Retno.

Dalam pertemuan itu Retno juga menyampaikan ihwal penanganan pandemi virus corona. Menurut dia, setidaknya ada dua hal yang harus menjadi fokus dunia untuk bangkit dari pandemi.

Pertama, memperkuat dukungan finansial terhadap kesiapsiagaan pandemi. Retno mengatakan, negara berkembang memerlukan dukungan finansial yang lebih berkelanjutan dan tidak sekedar ad-hoc.

Isu dukungan finansial ini, kata dia, akan menjadi salah satu prioritas Presidensi Indonesia di G20.

"Dan oleh karena itu Indonesia berharap agar G20 Joint Finance-Health Task Force dapat berhasil dalam menjajaki modalitas bagi terciptanya mekanisme dukungan yang lebih baik," ujar Retno.

"Pada saat saya berbicara mengenai G20 Joint Finance-Health Task Force ini banyak sekali negara G7 yang memberikan dukungannya secara langsung," tuturnya.

Fokus kedua terkait penanganan pandemi yang disampaikan Retno yakni kerja sama jangka panjang antarnegara di dunia.

Ia mengatakan, penting untuk memastikan terbentuknya traktat pandemi yang baru.

Retno mengaku, dalam sesi khusus World Health Assembly beberapa waktu lalu, inisiatif yang ia sampaikan ini memperoleh dukungan luar biasa.

"Dan saya sampaikan harapan agar negara-negara ASEAN dan G7 dapat mendukung inisiatif ini," ucap Retno.

"Indonesia akan berkontribusi secara konstruktif agar proses negosiasinya inklusif, transparan, dan efisien," katanya lagi. 

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/13/10562301/di-forum-asean-g7-menlu-retno-soroti-kesenjangan-vaksin-negara-maju-dan

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke