Sehingga total korban meninggal menjadi 14. Informasi itu berasal dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB.
"Jumlah korban meninggal dunia terdata hingga saat ini berjumlah 14 orang," kata Abdul dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Minggu.
Abdul menjabarkan rincian 14 korban meninggal dunia di antaranya, dua orang berasal dari Desa Sapiturang atas nama Poniyim dan Bawon Triyono.
"Untuk jasad yang ada di Rumah Sakit Dokter Haryoto itu yang dari Desa Curah Kobokan teridentifikasi atas nama Yatifa RT 15 RW 5 Curah Kobokan. Lalu, Luluk dan Edi di RT dan RW yang sama (dengan Yatifa), kemudian Edi Pranowo, warga Dusun Sriti Desa Sumberurip yang meninggal juga di RS Haryoto," ungkap Abdul.
Selanjutnya, lima korban jiwa lainnya yang berada di RS Bhayangkara Lumajang belum teridentifikasi identitasnya.
Sementara itu, korban jiwa yang berada di Kecamatan Candipuro, atas nama Dafa 14 tahun dan Siti 40 tahun.
"Korban terakhir 50 tahun atas nama Besut, Dusun Kebonagung, RT 1 RW 4, Desa Sumberwuluh. Artinya, jumlah korban ini bertambah satu orang, dari rilis yang kita keluarkan tadi siang, jam 12.30 di posisi 13 orang, saat ini pada posisi 14 korban meninggal," tutur Abdul.
Diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru yang berada di dua kabupaten, yakni Malang dan Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.20 WIB.
Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh serta asap pekat berwarna abu-abu.
Selain menimbulkan korban jiwa, erupsi juga mengakibatkan puluhan korban luka hingga sejumlah rumah warga rusak sedang hingga berat.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/05/19192691/update-korban-jiwa-akibat-erupsi-semeru-kini-14-orang-tambah-1