Namun demikian, ia meminta seluruh pihak tetap waspada terhadap potensi penularan virus varian baru tersebut.
"Sampai saat ini kita belum mendeteksi adanya variasi Mu di negara kita, tetapi kita harus waspada. Beberapa negara sudah melaporkan varian Mu ini seperti Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat," kata Nadia dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (13/10/2021).
Nadia mengatakan, saat ini, Indonesia masih didominasi virus corona varian Delta, kemudian Alpha. Tingkat penularan keduanya disebut lebih tinggi dibandingkan varian Mu.
Namun demikian, RI terus memantau varian-varian virus corona lainnya yang mungkin memiliki dampak negatif terhadap penularan, efek vaksin, pengobatan dan juga diagnosis.
"Terutama negara-negara yang bertetangga dengan negara kita dan negara-negara yang memiliki frekuensi mobilitas dari dan ke negara kita," ujar Nadia.
Nadia pun mewanti-wanti masyarakat tetap disiplin menerapkan 3M, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Meski pembatasan sudah mulai dilonggarkan dan mobilitas masyarakat terus meningkat, ia mengingatkan bahwa potensi penularan virus masih ada.
Bersamaan dengan itu, kata Nadia, pemerintah berupaya meningkatkan penemuan kasus secara proaktif. Hal ini menjadi strategi awal untuk mendeteksi varian baru demi mencegah terjadinya pandemi gelombang ketiga.
Pemerintah berjanji bakal terus meningkatkan jumlah dan kapasitas laboratorium untuk melakukan whole genome sequencing dan zero surveilans secara rutin dengan sampel dari provinsi, kabupaten, dan kota yang ada di seluruh Indonesia.
"Kunci pencegahan masuknya varian baru adalah penguatan testing dan karantina di pintu masuk negara," kata Nadia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/14/07421621/varian-mu-ditemukan-di-jepang-inggris-as-kemenkes-di-indonesia-belum-tapi