Salin Artikel

Indonesia Desak Negara-negara di Dunia Hentikan Perlombaan Senjata Nuklir

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mendesak semua negara untuk berkomitmen terhadap Traktat Nonproliferasi Nuklir dengan menghentikan perlombaan memproduksi senjata nuklir.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam pertemuan High-level Plenary Meeting on the International Day for the Total Elimination of Nuclear Weapons di New York, Amerika Serikat, Senin (27/9/2021).

"Perlombaan senjata nuklir dan power projection harus dihentikan agar tidak merusak integritas dan kredibilitas dari Traktat Nonproliferasi," ujar Retno, dalam konferensi pers virtual, Rabu (29/9/2021).

Adapun Traktat Nonproliferasi Nuklir adalah suatu perjanjian yang ditandatangani pada 1 Juli 1968 yang bertujuan membatasi kepemilikan senjata nuklir.

Di mana terdapat 3 pilar utama terkait komitmen pelucutan senjata nuklir, nonproliferasi dan penggunaan bahan nuklir untuk tujuan damai.

Retno menyebut bahwa harapan dunia untuk terbebas dari ancaman nuklir masih elusif atau sukar dipahami.

Sebab, hingga saat ini masih terdapat 13.000 senjata nuklir yang menjadi ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia.

Menurutnya, dunia tidak akan pernah merasa aman sampai seluruh senjata tersebut dimusnahkan.

"Traktat Nonproliferasi harus senantiasa ditegakkan. Seluruh negara harus menjalankan komitmennya terhadap traktat ini," tegas dia.

Selain itu, Retno juga mengingatkan pentingnya semua pihak memperkuat arsitektur perlucutan senjata nuklir.

Ia menyatakan, pemberlakukan treaty for the prohibition of nuclear weapons atau perjanjian pelarangan senjata nuklir pada tahun ini merupakan tonggak sejarah yang sangat penting.

Menurutnya, traktat ini memberikan kerangka hukum untuk mendelegitimasi senjata nuklir.

Di samping itu, ia menegaskan bahwa dunia tidak akan mendapatkan manfaat dari keberadaan senjata nuklir.

"Pemusnahan senjata nuklir adalah satu-satunya cara untuk melindungi penghuni dan masa depan bumi ini," ungkap Retno.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/29/13232171/indonesia-desak-negara-negara-di-dunia-hentikan-perlombaan-senjata-nuklir

Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke