Ma'ruf menilai tingginya kasus Covid-19 di Jateng lantaran kurang optimalnya penanganan di hulu yang mencakup kurangnya penegakkan protokol kesehatan serta minimnya tes, pelacakan, dan perawatan (tracing, testing, treatment) atau 3T.
Akibatnya kondisi di hilir yakni rumah sakit, kesulitan dalam menangani lonjakan pasien Covid-19 yang datang tiba-tiba.
"Yang hilir itu adalah akibat dari penanganan hulu yang belum tepat, akibatnya maka rumah sakit kekurangan tempat, kekurangan oksigen," kata Ma'ruf saat memberikan pengarahan kepada Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah melalui konferensi video, Jumat (23/7/2021).
"Kekurangan tenaga kesehatan, kekurangan ruang isolasi (dan) ICU, ini semua karena penanganan di hulu ini kurang pas, karena memang hilir itu akan sangat ditentukan oleh hulu," lanjut dia.
Ma'ruf mengatakan, berapapun jumlah solusi di hilir seperti ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR), obat-obatan, ruang isolasi, dan ICU untuk pasien Covid-19 tidak akan pernah cukup, apabila masalah di hulu tidak di atasi.
Masalah yang ia maksud yakni kurangnya kepatuhan protokol kesehatan, kurang optimalnya pelaksanaan testing, tracing dan treatmet (3T), serta vaksinasi.
"Berapa pun di hilir itu kita sediakan tidak akan bisa (mencukupi), kalau hulu-nya tak tertangani dengan baik," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Tengah terus mengoptimalkan penanganan di hulu guna mencegah penularan Covid-19 khususnya di wilayah padat penduduk.
Menanggapi arahan tersebut, Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengakui bahwa terkait penanganan Covid-19 di hulu memang masih menghadapi kendala.
Salah satunya seperti rasio tracing di Jawa Tengah yang masih cukup kecil yakni satu banding tiga. Hal itu di akibatkan oleh keterbatasan petugas dan perlengkapan, serta sulitnya melacak kontak erat pasien Covid-19.
"Kita sedang mendorong untuk tidak 1:3 kalau perlu 1:15, maka dukungan yang dibutuhkan hari ini adalah memang sumber daya manusia (SDM) dan peralatan," kata Ganjar.
Adapun pada Jumat (23/7/2021), kasus Covid-19 di jateng bertambah 4.498. Angka itu merupakan yang terbanyak keempat.
Penambahan kasus Covid-19 terbanyak berasal dari Jawa Barat dengan 8.925. Lalu disusul oleh DKI Jakarta dengan 8.033 kasus. Kemudian di urutan ketiga ialah Jawa Timur dengan 6.912 kasus.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/24/12060341/wapres-soroti-tingginya-kasus-covid-19-di-jateng-minta-ganjar-tekan-dari