Salin Artikel

Epidemiolog Sebut Munas Kadin di Kendari Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Munas VII Kadin Adisatrya Sulisto mengatakan setidaknya ada 10 hingga 12 peserta munas yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Beberapa orang diketahui telah sembuh, tetapi sebagian lagi masih menjalani isolasi mandiri hingga perawatan di rumah sakit.

Adisatrya juga mengungkapkan ada salah satu peserta munas yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

Dia adalah Rudy D Siregar yang juga Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Hubungan Antarlembaga Kadin Indonesia di kepengurusan 2015-2020.

"Kami mendapatkan informasi kemarin bahwa rekan kita Rudy tidak tertolong saat menjalani perawatan di Kendari. Kami tentu sangat berduka atas kejadian ini," kata Adisatrya seperti dikutip dari Kompas.id, Rabu (7/7/2021).

"Teman-teman di wilayah sudah bantu mengurus dan keluarga juga sudah tiba. Menurut rencana, jenazah beliau akan dikremasi lalu dibawa ke Jakarta," ucapnya.

Rudy diketahui berangkat dari Jakarta dan tiba di Kendari pada Senin (29/6/2021) atau sehari sebelum pembukaan Munas. Munas dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.

Setelah tiba di Kendari, Adisatrya menjelaskan, Rudy melanjutkan perjalanan ke Hotel Claro, tempat munas diselenggarakan.

Sesuai protokol kesehatan yang berlaku, semua peserta menjalani tes reaksi berantai polimerasi (PCR). Di situ, Rudy diketahui positif Covid-19.

Panitia yang bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kendari dan Sultra lalu membawa Rudy ke lokasi isolasi. Awalnya, kondisi Rudy terhitung baik dengan saturasi yang normal. Akan tetapi, setelah beberapa hari isolasi, dia dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Namun, Rudy kemudian meninggal.

”Kami tidak tahu terpaparnya di mana karena virus ini, kan, setahu saya ada masa inkubasi. Yang jelas, diketahui positif di Kendari, hingga meninggal,” katanya.

”Kami tentu tidak mau ada kluster baru akibat Munas Kadin dan telah berupaya maksimal dengan protokol kesehatan yang berlipat. Namun, karena virus ini tidak terlihat, mau bagaimana lagi. Kami juga bekerja sama dengan Kadin Sultra untuk penanganan teman-teman yang masih dalam perawatan,” lanjutnya.


Munas Kadin jadi klaster baru

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman, menyatakan bahwa Munas Kadin dapat disebut sebagai klaster.

Dia menjelaskan, suatu wilayah atau suatu acara bisa disebut menjadi klaster baru penularan Covid-19 jika ada lebih dari dua orang yang telah dinyatakan positif Covid-19 yang berasal dari wilayah atau acara tersebut.

"Namanya klaster itu adanya lebih dari dua. Sepertinya secara umum banyak negara memberi definisinya setidaknya lebih dari dua kasus infeksi yang ketika dilakukan tracing itu mengarah menuju pada satu tempat dan waktu yang sama. Itu jadi klaster," kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/7/2021).

Hal yang sama juga diungkap oleh epidemiolog Universitas Halu Oleo, Ramadhan Tosepu saat dihubungi Kompas.id. Terdeteksinya sejumlah peserta Munas Kadin yang terpapar Covid-19 hingga adanya peserta yang meninggal menjadikan acara ini sebagai klaster baru penyebaran virus Corona.

"Kalau menurut saya, ini sudah jadi klaster Munas Kadin karena jumlahnya bukan satu-dua orang lagi. Kita tidak tahu siapa yang pernah bersentuhan dengan pasien positif, mulai dari bandara, kendaraan, tempat makan, hingga saat tiba di hotel," kata dia.

Oleh karena itu, kata Ramadhan, pemerintah daerah harus melacak dan menelusuri kontak erat para pasien positif Covid-19, khususnya peserta Munas Kadin. Dengan begitu, penularan sekaligus pencegahan bisa dilakukan sejak dini.

Pemda juga perlu melakukan tes whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui jenis dan varian virus. Sebab dikhawatirkan adanya virus Corona varian baru di Kendari. 

Hal ini dikarenakan mereka yang diketahui positif merupakan pendatang dari luar, khususnya Jakarta, tempat varian baru menyebar luas. 

"Sejak awal kita sudah memperingatkan, kluster Munas bisa terjadi dalam dua pekan. Terbukti sekarang sampai ada yang meninggal. Pemerintah terkesan membiarkan hal ini terjadi, bahkan mengutak-atik data," kata Ramadhan.

Saat dikonfirmasi ke Kementerian Kesehatan terkait hal ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengaku belum mengetahuinya.

"Belum dapat info tentang ini yaa. Kami tidak ada laporan ini ya," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/7/2021).

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/09/17234801/epidemiolog-sebut-munas-kadin-di-kendari-jadi-klaster-baru-penyebaran-covid

Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke