Salin Artikel

Stafsus Jokowi Jelaskan Penyebab Indonesia Turun Jadi Negara Berpenghasilan Menengah ke Bawah

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Joko Widodo Arif Budimanta menjelaskan penyebab mengapa Indonesia turun kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income country) berdasarkan laporan Bank Dunia (World Bank) pada 1 Juli 2021.

Sebelumnya, Indonesia masuk sebagai negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country) pada 2019.

Menurut Arif, posisi Indonesia terakhir ada di lower middle income dan sempat naik kelas ke upper middle income di Tahun 2019

"Sejak awal 2020 seluruh dunia termasuk Indonesia masuk ke dalam pandemi. Penyelamatan masyarakat dan kesehatan menjadi prioritas, social distancing diterapkan dengan adanya PSBB dan PPKM sehingga mobilitas masyarakat berkurang dan laju pertumbuhan ekonomi terkontraksi," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (8/7/2021).

Dia menuturkan, secara sederhana pendapatan perkapita Indonesia (GNI per Kapita) pada tahun 2019 atau saat baru naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah atas adalah sebesar 4.050 dollar AS atau baru berada sedikit di atas batas bawah klasifikasi yang ditetapkan World Bank yakni 4.046 dollar AS.

Sehingga ketika awal 2020 saat ekonomi nasional terkontraksi karena terdampak Covid-19,pendapatan perkapita Indonesia turun menjadi 3.870 dollar AS.

"Akhirnya kembali ke kategori lower middle income," ungkap Arif.

Namun, ke depannya apabila diasumsikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5-6 persen pertahun dan pertumbuhan penduduk 1,2 persen maka kondisi ekonomi Indonesia bisa lekas pulih.

Jika kondisinya demikian, kata Arif, dalam waktu tidak terlalu lama yakni 1-2 tahun ke depan Indonesia akan kembali masuk ke kategori upper middle income.

"Meskipun ada peningkatan thresholds yang dilakukan World Bank yakni dari 4.046 dollar AS menjadi 4.096 dollar AS," katanya.

Lebih lanjut Arif mengungkapkan, selain Indonesia, ada beberapa negara yang juga turun dari upper middle income menjadi lower middle income seperti Belize, Samoa, serta Iran.

Bahkan Iran mengalami penurunan GNI cukup dalam yakni dari 5.240 dollar AS menjadi 2.870 dollar AS.

Tidak hanya itu ada juga beberapa negara yang turun peringkat dari high income menjadi upper middle income seperti Mauritius, Panama, Romania.

"Di samping negara-negara yang mengalami penurunan kelas tersebut bukan berarti negara lainnya tidak terdampak pandemi," tutur Arif.

"Banyak negara yang juga mengalami penuruan GNI per kapita, namun karena kondisi tidak berada di dekat income classification thresholds yang ditetapkan maka tidak mengalami perubahan ataupun penurunan kelas," tambahnya.

Diberitakan, Bank Dunia menurunkan kelas Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income country) dari sebelumnya negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country).

Dalam laporan yang diperbarui setiap 1 Juli itu, penurunan kelas terjadi seiring dengan menurunya pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita pada tahun 2020.

Tahun lalu pendapatan per kapita Indonesia sebesar 3.870 dollar AS, turun dari tahun 2019 yang sebesar 4.050 dollar AS.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/08/15515221/stafsus-jokowi-jelaskan-penyebab-indonesia-turun-jadi-negara-berpenghasilan

Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke