Salin Artikel

Dugaan Varian Baru Virus Corona Sebabkan Lonjakan Kasus di Bangkalan Masih Diteliti

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan, Nunuk Kristiani, belum dapat memastikan lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, akibat penularan varian baru virus corona.

Nunuk menjelaskan, pekerja migran asal Indonesia yang terpapar varian baru virus corona asal Inggris B.1.1.7 sudah ditangani. Ia mengatakan, pasien tersebut sudah diisolasi dan dinyatakan sembuh.

"Jadi yang terjadi di Bangkalan sampai sejauh ini belum ada hasil yang pasti untuk penyebabnya, apakah virus mutasi atau bukan, ini masih dalam penelitian," kata Nunuk dalam diskusi secara virtual, Kamis (10/6/2021).

Menurut Nunuk, salah penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan karena kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan masih rendah, baik di pedesaan maupun perkotaan.

Ia menambahkan, kasus Covid-19 di Bangkalan banyak terjadi pada klaster keluarga.

"Di bangkalan ini memang banyak sekali terjadi klaster keluarga, dalam keluarga ada yang meninggal 2 sampai 3 orang ini banyak terjadi di Bangkalan," ujarnya.

Lebih lanjut, Nunuk mengatakan, tempat tidur di RSUD Bangkalan sudah terisi sebanyak 105 dari total 150 tempat tidur.

Pasien Covid-19 yang dirawat mayoritas dalam kondisi buruk, hanya sedikit pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

"Sedikit sekali yang kasus ringan, jadi pasien yang datang ke kami rata-rata kondisi yang sudah terlambat. Ini membuat kami panik karena IGD kita penuh, ruang rawat inap yang kita sediakan untuk isolasi juga penuh," ucap Nunuk.

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/10/20244511/dugaan-varian-baru-virus-corona-sebabkan-lonjakan-kasus-di-bangkalan-masih

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke