Selain itu, treatment atau perawatan pasien Covid-19 pun menjadi kelemahan penanganan pandemi.
"Ini kelemahan kita ada di sini di nomor dua ini, di tracing. Baru ke perawatan, di treatment. Saya kira saudara-saudara tahu mengenai ini," ujar Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/5/2021).
Presiden menjelaskan, apabila ada satu orang positif Covid-19, maka harus dilacak orang-orang lainnya yang melakukan kontak dengannya selama lebih dari 15 menit dengan jarak kurang dari 1 meter.
Setelah mereka teridentifikasi idealnya harus segera diperiksa untuk memastikan apakah telah tertular Covid-19 atau tidak.
"(Kemudian) disolasi, dikarantina," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menyebutkan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) harus memaksimalkan testing atau pemeriksaan Covid-19 di daerah masing-masing.
Presiden menekankan bahwa semakin banyak testing akan semakin baik bagi penanganan pandemi.
"Ini penting sekali, yang berkaitan terutama pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini harus sama-sama urusan yang berkaitan dengan testing, semakin banyak semakin baik," ujar Jokowi.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, badan kesehatan dunia atau WHO sudah menyampaikan bahwa testing menjadi salah satu indikator penting pengendalian pandemi Covid-19.
Testing juga merupakan salah satu poin respons pemangku kepentingan dalam menangani pandemi.
Sementara itu, hingga saat ini penularan Covid-19 masih terjadi di Indonesia.
Hal ini terlihat dari penambahan pasien Covid-19 sebanyak 4.185 orang pada Selasa (18/5/2021).
Sehingga, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia kini mencapai 1.748.230 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/18/18152821/jokowi-akui-tracing-dan-treatment-dalam-penanganan-covid-19-lemah