Salin Artikel

Pengurus GKI Yasmin Sebut Solusi Relokasi Sudah Ditawarkan sejak Lama

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengurus GKI Yasmin Bona Sigalingging menyebut, solusi relokasi atas kasus penyegelan gereja sudah ditawarkan sejak lama.

Solusi ini kembali ditawarkan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya kepada jemaat GKI Yasmin. Bima menawarkan lokasi baru untuk pembangunan gereja.

“Isu pengalihan lahan gereja bukan baru, Wali Kota yang lama, Diani Budiarto, dengan caranya sendiri, juga pernah menawarkan agar gereja GKI Yasmin pindah saja,” ujar Bona, dalam konferensi pers yang ditayangkan akun YouTube Humas Komnas HAM, Jumat (7/5/2021).

Menurut Bona, Diani Budiarto menawarkan GKI Yasmin pindah ke kawasan yang dekat dengan lokasi gereja yang disegel.

Selain Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, tawaran relokasi juga diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Bahkan Presiden SBY pernah mengundang kami, dan bilang bahwa kalau GKI Yasmin mau dibuatkan gereja di lokasi lain, saat ini juga Presiden SBY menunggu di Cikeas,” kata Bona.

Namun, kata Bona, jemaat GKI Yasmin tetap pada pendiriannya yakni menolak tawaran relokasi.

Sebab, jemaat menilai opsi relokasi tak menyelesaikan masalah intoleransi sebagai penyebab penyegelan gereja. Bukan tidak mungkin, opsi tersebut akan menjadi preseden buruk dalam kasus-kasus serupa.

“Kalau sampai GKI Yasmin menerima relokasi itu maka hal itu akan menjadi preseden buruk bahwa itu akan menjadi contoh penyelesaian kalau mayoritas yang intoleran, tidak menerima satu keberadaan rumah ibadah tertentu yang minoritas, maka penyelesaiannya pindahkan saja, digusur saja, dialihkan saja,” kata Bona.

Bona menekankan, penyelesaian kasus intoleransi yang dialami GKI Yasmin harus berdasarkan pada putusan Mahkamah Agung (MA).

Melalui putusan Peninjauan Kembali (PK) Nomor 127 PK/TUN/2010, MA menyatakan status Izin Mendirikan Bangunan (IMB) GKI Yasmin sah.

“Ini bukan hanya menyangkut kami, tapi juga bagaimana nasib minoritas-minoritas lainnya yang bahkan IMB-nya pun masih dalam proses yang dipersulit,” pungkasnya.

Kasus GKI Yasmin sudah terjadi sejak 2010 silam. Pangkal permasalahan tersebut adalah penolakan sejumlah masyarakat mengenai keberadaan gereja.

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) telah memenangkan GKI Yasmin dalam sengketa tersebut.

Namun, Diani Budiarto, Wali Kota Bogor saat itu, justru mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 645.45-137 Tahun 2011 tentang Pencabutan IMB GKI Yasmin pada 11 Maret 2011.

Hingga kini upaya penyelesaian kasus masih terus dilakukan. Wali Kota Bogor Bima Arya mengklaim upaya penyelesaian sudah mendapatkan titik terang.

Ia menargetkan permasalahan GKI Yasmin dapat dituntaskan pada 2021.

“Insya Allah ujung terowongan sudah kelihatan, penyelesaian sudah ada dan insya Allah disepakati bulat semua pihak,” ujar Bima dalam webinar bertajuk Promosi Toleransi dan Penghormatan terhadap Keberagaman di Tingkat Kota, yang digelar Setara Institute, Kamis (8/4/2021).

https://nasional.kompas.com/read/2021/05/07/17073881/pengurus-gki-yasmin-sebut-solusi-relokasi-sudah-ditawarkan-sejak-lama

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke