"Setelah kecelakaan, sepertinya tidak ada sistem pertanggungjawaban yang jelas. Siapa sebenarnya yang paling bertanggung jawab atas kecelakaan itu," ujar Koordinator ICW, Adnan Topan Husodo dalam diskusi virtual, Selasa (4/5/2021).
Adnan menegaskan, tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 memang menimbulkan kesedihan atas tragedi itu.
Ini terbukti dengan berbagai pemberitaan di media massa dan informasi di media sosial mengenai keluarga kru KRI Nanggala-402 yang ditinggalkan.
Menurut dia, keprihatinan tersebut merupakan sesuatu yang manusiawi.
Akan tetapi, kata Adnan, publik seharusnya tidak berhenti pada sisi kemanusiaan semata, melainkan juga perlu mempertanyakan penanggung jawab tenggelamnya KRI Nanggala-402.
"Ketika kita berhenti pada sisi kemanusiaan dalam setiap kecelakaan alustsista yang menimpa Indonesia, kita lupa satu hal yang penting yaitu siapa yang bertanggung jawab atas setiap kecelakaan yang terjadi," kata Adnan.
Menurut dia, dengan adanya sistem pertanggungjawaban yang jelas dapat membuat negara mengambil keputusan perbaikan.
"Sehingga sistem negara itu mengambil tindakan yang perlu," ucap dia.
Diketahui, peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 menewaskan 53 kru kapal di perairan utara Bali beberapa waktu lalu.
Hingga kini, petugas SAR masih berupaya mengangkat bangkai kapal yang tenggelam di kedalam 838 meter. Pihak TNI AL sempat mengibarkan bendera setengah tiang atas peristiwa tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/05/11395701/icw-harap-ada-kejelasan-penanggung-jawab-soal-kri-nanggala-402-demi