Salin Artikel

Aksi Anti-Asia di AS, WNI di Luar Negeri Diimbau Melapor apabila Dirinya Terancam

Terlebih lagi, saat ini di Amerika Serikat (AS) tengah marak aksi kekerasan bermotif rasialisme terhadap orang-orang Asia.

"Untuk mendapatkan pelindungan, WNI yang sedang berada di luar Indonesia diimbau melaporkan diri yang dapat dilakukan secara daring melalui portal peduli WNI," kata Judha, dikutip dari situs Kemeblu, Kamis (8/4/2021).

Judha mengatakan, perwakilan negara di luar negeri seperti Konsulat Jenderal RI (KJRI) merupakan kehadiran pemerintah untuk melindungi WNI di sana.

Dengan lapor diri, kata dia, maka pemerintah dapat mengetahui keberadaan WNI di suatu wilayah dan memberikan pelindungan.

"Kami dapat memberikan pelindungan sekiranya terjadi situasi darurat, force majeur, atau bencana lainnya," kata dia.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI San Francisco, AS, Simon D.I. Soekarno mengimbau kepada masyarakat dan diaspora Indonesia di wilayanya untuk tetap tenang, tetapi meningkatkan kewaspadaannya.

Hal tersebut menyusul maraknya aksi kekerasan bermotif rasial terhadap komunitas Asia di negara tersebut.

"Masyarakat diharapkan tidak bepergian sendiri dan diminta tidak ragu melapor kepada aparat setempat maupun KJRI atau Perwakilan RI terdekat jika menghadapi gangguan atau kekerasan bermotif rasial," ucap Simon.

Diketahui, belakangan peristiwa penyerangan terhadap warga Asia di Amerika tengah menjadi isu.

Beberapa orang Asia di negara tersebut diserang tanpa alasan yang jelas.

Berbagai serangan itu akhirnya membuat kelompok atau komunitas Asia menggaungkan jargon "Stop Asian Hate" yang juga ramai diperbincangkan di media sosial seperti Twitter.

Kelompok Stop Amerika-Asia dan Kepulauan Pasifik (AAPI) Hate mengatakan, pada Februari, pihaknya menerima 2.808 akun anti-Asia dari 47 negara bagian dan Washinigton DC dari 19 Maret 2020 hingga akhir tahun.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden juga telah menyampaikan pembelaannya terhadap warga keturunan Asia-Amerika, yang menjadi korban kejahatan rasial.

Salah satu pemicunya adalah narasi mantan Presiden AS Donald Trump soal "virus China" selama pandemi Covid-19.

Melansir Daily Mail pada Jumat (12/3/2021), dalam pidato pertamanya di televisi, Biden mengatakan bahwa kebencian yang kejam terhadap orang Asia-Amerika telah terjadi dengan penyerangan, penganiayaan, disalahkan, dan dikambinghitamkan.

"Pada momen ini, banyak dari mereka, sesama orang Amerika, berada di garis depan pandemi ini mencoba menyelamatkan nyawa, tapi mereka masih dipaksa hidup dalam ketakutan atas nyawa mereka, hanya dengan berjalan di jalan-jalan di Amerika," ujar Biden.

"Itu salah, seperti itu bukan Amerika dan harus dihentikan," ucap dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/08/13274051/aksi-anti-asia-di-as-wni-di-luar-negeri-diimbau-melapor-apabila-dirinya

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke