"Saya kira kita perlu memikirkan ulang saudara-saudara, format penyelenggaraan pesta demokrasi dan politik elektoral kita, perlu dipikirkan format baru yang lebih sesuai dengan prinsip sila keempat Pancasila, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan/perwakilan," kata Zulkifli dalam pidato yang diunggah di akun Youtube miliknya, Rabu (24/3/2021).
Zulkifli mengatakan, konsep demokrasi di Indonesia sejatinya adalah perwakilan melalui musyawarah mufakat, bukan demokrasi kompetitif.
Menurut Zulkifli, pelaksanaan pemilihan presiden yang disebutnya sangat liberal telah menghabiskan ongkos yang begitu tinggi.
Ongkos yang dimaksud Zulkifli ialah banyaknya orang yang meninggal, dipenjara, serta meletusnya kerusuhan yang terjadi akibat pelaksanaan pilpres.
"Tapi akhirnya saudara-saudara, akhirnya yang kalah dan menang bersatu kembali, masyarakat masih bermusuhan, cebong-kampret masih berlanjut, ini saya kira perlu kita pikirkan ulang," ujar Zulkifli.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk memikirkan format terbaik untuk demokrasi di Indonesia yang sesuai dengan amanat sila keempat Pancasila.
"Saya ingin mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali memikirkan format terbaik apa yang bisa kita pakai untuk menyelenggarakan politik domestik, terutama dalam hal politik elektoral," kata Zulkifli.
"Apa sebenarnya terjemahan dari konsep musyawarah mufakat itu? Apa yang dimaksudkan oleh para pendiri bangsa ini dengan hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan perwakilan," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/24/20210071/ketum-pan-perlu-dipikir-format-elektoral-yang-sesuai-prinsip-sila-ke-4