JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, pihaknya menargetkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) Vaksin Merah Putih bisa diterbitkan pada Juni 2022.
Adapun target tersebut merupakan percepatan yang tengah diupayakan pihaknya. Namun, ia mengungkapkan bahwa dalam jadwal yang telah diusulkan Bio Farma, EUA tersebut baru bisa terbit November 2022.
"Kami melakukan upaya untuk bisa mempercepat, jadi tetap bulan Juni. Tetapi beberapa proses bisa diperpendek, dan bisa diharapkan pertengahan tahun 2022 itu sudah bisa menyelesaikan uji klinik fase 1, 2, dan sebagian 3, sehingga bisa emergency use authorization bisa diperoleh di akhir Juni 2022," kata Amin dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Rabu (10/3/2021).
Amin mengungkapkan, dengan adanya target tersebut, maka pihaknya akan berupaya mempercepat akselerasi penelitian sekitar tiga sampai empat bulan.
Dia menjelaskan, untuk pra klinis Vaksin Merah Putih direncanakan pada Desember 2021. Enam bulan kemudian, Vaksin Merah Putih akan memasuki tahapan uji klinik fase 1 sampai 3.
Dengan demikian, hasil uji klinis tersebut diharapkan dapat diserahkan ke BPOM pada Juni 2022 guna penerbitan EUA.
Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa pihaknya siap untuk menyerahkan bibit Vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada akhir Maret 2021.
"Namun, pihak Bio Farma menyatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan fasilitas untuk melanjutkan proses itu, dan fasilitas itu baru selesai bulan Desember 2021," ujarnya.
Oleh karena itu, dia menilai proses tahapan penelitian mungkin akan sedikit terhambat karena kendala tersebut.
Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi Nasional (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia harus mencontoh India yang telah berhasil memproduksi vaksin Covid-19 secara mandiri.
"Kita harus melihat kepada India, karena mereka tidak hanya sekedar melakukan hilirisasi dari vaksin yang dikembangkan orang lain, tapi mengembangkan vaksinnya dari nol," kata Bambang dalam kesempatan yang sama.
Menurutnya, Indonesia saat ini masih terus mengupayakan memproduksi vaksin mandiri yang disebut Vaksin Merah Putih.
Kendati demikian, ia mengakui bahwa Indonesia belum memiliki pengalaman untuk memproduksi vaksin dari nol.
"Karena itulah vaksin Merah Putih ini kami dorong supaya paling tidak Indonesia, sudah punya kemampuan untuk mengembangkan vaksin dari nol sampai diterima oleh masyarakat yang memang membutuhkan vaksin," ujarnya.
Diberitakan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerangkan, Lembaga Eijkman menargetkan bisa memberikan bibit vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada kuartal I 2021.
Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Eijkman, LIPI dan lima universitas negeri di Tanah Air dalam pengembangan vaksin ini.
“Jadi pada Maret ini kita harapkan bisa on time dan lalu kita akan melakukan uji klinis dari seed vaksin yang sudah diberikan Eijkman nantinya,” ujar Erick dalam webinar, Selasa (23/2/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/10/15015211/eijkman-targetkan-vaksin-merah-putih-dapat-izin-penggunaan-darurat-juni-2022